Tak Lolos Verifikasi Piala Kemerdekaan, PSIS Semarang Pasrah
Editor
Agus baharudin olahraga
Minggu, 19 Juli 2015 09:30 WIB
TEMPO.CO, Semarang - Manajemen tim Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang (PSIS) pasrah tim asuhannya tidak lolos verifikasi sehingga tidak bisa tampil pada Piala Kemerdekaan. “Kami tenerima hal ini,” kata Direktur Teknik PSIS, Setyo Agung Nugroho. di Semarang, Minggu, 19 Juli 2015.
Piala Kemerdekaan merupakan turnamen sepakbola yang diselenggarakan oleh Tim Transisi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga menyusul dibekukannya PSSI.
PSIS Semarang ikut mendaftar. Namun Tim Transisi PSSI tak meloloskannya karena PSIS menolak mengganti tujuh pemainnya yang diduga terlibat suap.
Agung menyatakan manajemen PSIS Semarang bertanggungjawab kepada seluruh pemain dan ofisial. Untuk itu, tujuh pemain yang diduga terlibat suap tetap didaftarkan.
“Secara moral manajemen ikut mencarikan nafkah dengan mengikut sertakan mereka pada turnamen atau pertandingan lain, agar mereka mendapat penghasilam,” kata Agung.
Menurut Agung, manajemen, pemain, dan ofisial berupaya menjaga kekompakan. Jika ada satu atau dua pemain tidak bisa tampil pada turnamen maka lebih baik tim PSIS tidak bermain. “Satu pemain tampil, ya semua harus bisa main,” kata Agung.
Selama ini, kata Agung, manajemen PSIS sudah membanting tulang agar para pemain dapat bermain. Beberapa waktu lalu, misalnya, PSIS ikut turnamen Piala Kapolda Jawa Tengah. Ia melihat hal ini sangat positif karena para pemain dapat tampil dan mereka mendapat bayaran.
Sebetulnya ia berharap PSIS dapat tampil pada Piala Kemerdekaan, karena untuk mengasah keterampilan para pemain, dan tim mendapat uang pertandingan. Selama ini, lanjut Agung, meski tak ada pertandingan manajemen tetap memberikan uang kepada para pemain. “Kami harus ngopeni (menghidupi). Ada uang transport dan uang bulanan,” paparnya.
Anggota Tim Transisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Cheppy Wartono, membenarkan PSIS Semarang tidak lolos verifikasi peserta Piala Kemerdekaan karena tidak mau mengganti tujuh pamainnya yang diduga terlibat suap."Saat mereka mendaftar, kami sudah sampaikan syarat itu. Tapi PSIS Semarang keberatan dengan syarat yang kami ajukan," ujar Cheppy kepada Tempo, Rabu lalu.
Cheppy menyayangkan sikap PSIS Semarang yang tidak mau memenuhi syarat itu. Padahal, kata dia, PSS Sleman, yang terkena kasus yang sama, mau mengganti pemainnya yang diskors.
Selain PSIS Semarang, Cheppy menambahkan, PSPS Pekanbaru juga tidak lolos verifikasi. "PSPS Pekanbaru tereliminasi lantaran tak kunjung mengirimkan berkas persyaratan administrasi," ujarnya. Menurut dia, PSPS Pekanbaru akan digantikan oleh PS Kwarta Deli Serdang.
Piala Kemerdekaan digelar mulai 1 Agustus mendatang selama tiga pekan dengan format home tournament. Setiap peserta akan mendapatkan match fee atau uang pertandingan Rp 50 juta per pertandingan. Jumlah itu akan bertambah apabila klub tersebut lolos ke babak 8 besar, yakni Rp 75 juta per pertandingan, dan semifinal Rp 100 juta per pertandingan.
Tim juara akan mendapatkan uang tunai Rp 500 juta. Sedangkan pemenang kedua memperoleh Rp 300 juta.
ROFIUDDIN