Presiden FIFA Sepp Blatter dihujani uang kertas palsu yang dilemparkan oleh komedian Inggris Lee Nelson saat konferensi pers setelah Rapat Komite Eksekutif FIFA Luar Biasa di Markas FIFA di Zurich, Swiss, 20 Juli 2015. REUTERS/Arnd Wiegmann
TEMPO.CO, Jakarta - Induk organisasi sepak bola dunia (FIFA) urung berkunjung ke Indonesia pada bulan ini. Mereka menjadwal ulang kedatangannya ke Tanah Air pada awal November. "Hasil korespondensi yang intens antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan FIFA menyebutkan mereka akan datang awal November," kata Haryo Yuniarto, anggota Komite Etik PSSI, dalam siaran persnya. "PSSI akan menyiapkan penyambutan yang sebaik-baiknya untuk FIFA."
Haryo menuturkan komposisi delegasi FIFA yang bakal datang ke Tanah Air tetap sama dengan yang diinformasikan sebelumnya. Mereka adalah Kohzo Tashima dan H.R.H. Prince Abdullah. Adapun perwakilan induk sepak bola Asia (AFC) adalah Mariano Araneta. "FIFA hanya akan berkoordinasi dengan PSSI untuk tindak lanjutnya," ucapnya.
Tujuan delegasi FIFA ke Indonesia adalah melobi sejumlah pihak agar menyudahi kisruh sepak bola Tanah Air, khususnya pembekuan PSSI, yang dilakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga sejak April. Kebijakan itu akhirnya membuat FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Langkah FIFA ini tak lepas dari upaya reformasi menjelang pemilihan ketua baru di Zurich pada 26 Februari 2016. Mereka berusaha mencari dukungan untuk memulihkan kepercayaan publik kepada FIFA yang ternoda akibat korupsi. "Untuk memastikan bahwa suspensi dapat diangkat sesegera mungkin," demikian ditulis FIFA dalam siaran yang diunggah di situsnya.
Haryo mengatakan PSSI tengah menunggu konfirmasi Presiden Joko Widodo untuk menerima delegasi FIFA ini. Sebab, delegasi menghendaki bertemu dengan pemimpin negara tersebut dalam membahas masalah sepak bola Indonesia. "Sikap yang diambil nantinya adalah sikap resmi FIFA. Bukan atas nama perorangan," katanya.
Adapun Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan bakal menjembatani komunikasi antara PSSI dan Presiden Joko Widodo. Menurut Gatot S. Dewa Broto, juru bicara Kementerian Olahraga, instansinya bakal membuka diri agar FIFA dapat bertemu dengan Jokowi. "Ini semua dilakukan demi pembenahan persepakbolaan nasional Indonesia," ujarnya.