Pemain Persib Bandung, Makan Konate melakukan seleberasi usai mencetak gol ke gawang Sriwijaya FC dalam laga final Piala Presiden 2015 di Gelora Bung Karno, Jakarta, 18 Oktober 2015. Persib Bandung berhasil menjadi juara Piala Presiden 2015. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Bandung - Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar mengatakan pihaknya akan menggagas pertemuan antarklub se-Indonesia. Pertemuan itu untuk membenahi persepakbolaan Indonesia yang sedang karut-marut.
"Bentuknya bagaimana? Ya nanti kita obrolkan, tapi sudah ada rencana seperti itu. Bila perlu, Bandung siap jadi tempat kumpul buat kawan-kawan lainnya, kita bicarakan itu," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Selasa, 20 Oktober 2015.
Persepakbolaan Indonesia saat ini memang sedang karut-marut setelah Kementerian Pemuda dan Olahraga membekukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Pembekuan ini menyusul dualisme di tubuh PSSI. Hal itu kemudian berimbas tidak bergulirnya Liga Indonesia. Ini tentu saja merugikan klub dan pemain.
Umuh mengatakan situasi seperti ini harus segera diselesaikan. Karena itu, dia mengusulkan agar klub-klub di Indonesia menggelar pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini. "Harus ada kepastian, kami harus ngambil langkah dengan klub-klub lain. Ini harus secepatnya dibenahi dan secepatnya diselesaikan," ujarnya.
Dia menilai Liga Indonesia nantinya harus mencontoh turnamen Piala Presiden, yang baru saja dimenangi Persib. Satu hal yang penting, menurut dia, manajemen kompetisi harus terbuka, transparan, dan bersih dari kepentingan segelintir kalangan yang ingin menghancurkan citra sepak bola Indonesia.
"Piala Presiden memberikan contoh yang konkret bagi persepakbolaan kita. Ini konkret sekali, ini perjalanan yang memberikan contoh yang baik," kata Umuh. "Nanti, siapa pun juga yang memegang dan jadi puncak pimpinan di PSSI, Piala Presiden ini menjadi contoh yang bagus dan harus diikuti."