PSSI Usulkan Agum dan IGK Manila Masuk Komite Ad Hoc FIFA  

Reporter

Kamis, 12 November 2015 10:44 WIB

Jend (Purn) Agum Gumelar. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya melayangkan nama sejumlah tokoh yang bakal mengisi Komite Ad Hoc pembenahan sepak bola nasional ke Induk Sepak Bola Dunia (FIFA). Agum Gumelar yang dulu menakhodai Komite Normalisasi PSSI pada 2011 kembali diusulkan.

"Kita lihat FIFA saja nantinya bagaimana karena mereka sudah tahu beliau (Agum) secara personal saat komite normalisasi itu dibuat," kata Azwar Karim, Sekretaris Jenderal PSSI saat dikonfirmasi mencuatnya nama Agum di kantornya, Senayan, Rabu.

Agum pernah ditunjuk sebagai Ketua Komite Normalisasi pada 2011 lantaran PSSI terbelah di bawah kepemimpinan Nurdin Halid. Penunjukan mantan Menteri Koordinator Politik Sosial dan Keamanan itu tak lepas dari perannya sebagai ketua umum PSSI pada 1999 hingga 2003.

Saat delegasi FIFA berkunjung ke Indonesia pada awal November, Agum yang kini menjabat Ketua Dewan Kehormatan PSSI juga berada dalam pertemuan. FIFA mengumumkan pembentukan Komite Ad Hoc untuk menyelesaikan sengkarut sepak bola. PSSI lantas mengusulkan sejumlah tokoh ke organisasi sepak bola sejagat tersebut.

Tokoh-tokoh tersebut terdiri dari pemangku kepentingan seperti PSSI, pemerintah, klub, pelatih, pemain, hingga wartawan. Indonesia diberi waktu hingga 13 November melayangkan nama-nama tersebut, lantaran FIFA bakal melaporkannya dalam rapat komite eksekutifnya pada 2 hingga 3 Desember di Swiss.





Azwar mengatakan, Agum mempunyai "jam terbang" yang tinggi di sepak bola Tanah Air. Bahkan, dia mengklaim tak ada lagi tokoh yang berada di atas Agum dalam hal sepak bola, "Beliau yang paling kompeten di situ, tapi kami kembalikan ke FIFA siapa yang bakal ditunjuk."

Agum tak membalas telepon dan pesan pendek Tempo. Namun, Agum di tengah kisruh sepak bola ini kerap melontarkan desakan agar pemerintah segera mengakhiri pembekuan PSSI yang terjadi sejak April. Sebab itulah FIFA menjatuhkan suspensi kepada Indonesia.


Advertising
Advertising




Selanjutnya: PSSI Juga Usulkan IGK Manila





Aristo Pangaribuan, Direktur Hukum PSSI, mengatakan, selain Agum, PSSI juga mengirimkan nama Mayor Jenderal Purnawirawan TNI AD I Gusti Kompyang Manila. Manila pernah menjadi manajer Persija Jakarta serta manajer Tim Nasional.

Namun, Aristo memilih bungkam saat ditanyai mencuatnya nama Rita Subowo, bekas Ketua Komite Olimpiade Indonesia. Rita sebelumnya juga masuk dalam jajaran Komite Normalisasi PSSI pada 2011, "Yang diusulkan dari PSSI ada dua orang. Pak Agum dan Pak Manila. Memang tidak hanya dari PSSI, tapi saya tidak bisa berkomentar," ujar Aristo, kemarin.

Tokoh yang diusulkan untuk mengisi Komite Ad Hoc tersebut ternyata tak mengakomodasi unsur dari pemerintah. Musababnya, pemerintah menolak bergabung lantaran berkukuh pada pembentukan Tim Kecil yang juga disepakati FIFA saat bertemu Presiden Joko Widodo. Pemerintah mengklaim keberadaan komite tak disinggung dalam pertemuan itu.

Azwar berharap pemerintah bisa segera mengajukan nama anggotanya karena bakal sangat berpengaruh pada masa depan PSSI. Organisasi yang dipimpin La Nyalla Mattalitti itu hanya punya kesempatan terlepas dari suspensi FIFA dalam kongres organisasi tersebut pada akhir Februari 2016.

Bila pemerintah tetap menolak mengajukan nama, kata Azwar, FIFA bisa saja tetap melanjutkan suspensinya dalam kongres. Alhasil, sanksi untuk Indonesia bakal berkepanjangan, "Makanya Indonesia perlu progres yang positif karena nanti akan dilaporkan dalam kongres FIFA," kata dia.

Azwar tak menyoal pemerintah berkukuh pada pembentukan Tim Kecil asalkan tidak bertolak belakang dengan kebijakan komite nantinya. Yang paling penting, kata dia, pemerintah mengajukan nama anggotanya ke FIFA sesuai deadline 13 November.

Sayangnya, pemerintah belum mengubah kebijakan. Mereka malah mengirimkan surat ke FIFA ihwal sikapnya terkait Komite Ad Hoc PSSI, kemarin. Gatot S. Dewa Broto, juru bicara Kementerian Olahraga menyatakan, bakal menyiapkan sejumlah nama, tapi untuk mengisi Tim Kecil, "Sedang digodok di Staf Kepresidenan," ujarnya.

Akmal Marhali, aktivis Save Our Soccer, mengatakan, keberadaan Komite Ad Hoc dan Tim Kecil bakal menjadi pemicu masalah baru yang semakin mempersulit penyelesaian kisruh sepak bola. Sebab, keduanya saling mengklaim mempunyai kewenangan besar atas restu FIFA.

Akibatnya, Akmal melanjutkan, baik PSSI maupun pemerintah memilih bergerak sendiri dalam berkomunikasi dengan induk sepak bola dunia tersebut. Berkaca pada pembentukan Komite Normalisasi 2011, kata Akmal, pemerintahlah yang berhak mengusulkan nama-nama ke FIFA. "Ini bukan cara yang baik karena ujungnya saling klaim," ujar Akmal, kemarin.

Akmal lantas mengimbau Agum untuk tidak menerima pengusulan namanya dalam komite sebelum persoalan dualisme tim ini kelar. Sebab, akan muncul kesan Agum tak menghendaki perbaikan sepak bola tapi lebih pada memenangkan kubu PSSI. "Pak Agum sebaiknya berkomunikasi dulu dengan pemerintah untuk mencari jalan terbaik."

TRI SUHARMAN


Berita terkait

Kesan Jusuf Kalla, Agum Gumelar, dan Ahmad Heryawan pada Solihin GP

59 hari lalu

Kesan Jusuf Kalla, Agum Gumelar, dan Ahmad Heryawan pada Solihin GP

Sejumlah tokoh daerah dan nasional melayat jenazah Solihin GP (Gautama Purwanegara) di rumah duka maupun di Gedung Sabau Markas Kodam III Siliwangi, Bandung, Selasa, 5 Maret 2024. Selewat tengah hari jenazah Solihin GP alias Mang Ihin diserahkan pihak keluarga ke Panglima Kodam III Siliwangi untuk menjalani prosesi pemakaman secara militer hingga di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung. "Pak Solihin seorang pemimpin yang tegas tapi sangat ramah ke rakyat," kata mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandung menjelang pemakaman.

Baca Selengkapnya

Profil 7 Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Pecat Prabowo dari TNI, Kini SBY dan Agum Gumelar Dukung PS di Pilpres 2024

3 Maret 2024

Profil 7 Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Pecat Prabowo dari TNI, Kini SBY dan Agum Gumelar Dukung PS di Pilpres 2024

Dewan Kehormatan Perwira memutuskan Prabowo bersalah dan memecatnya dari TNI pada 1998. Berikut profil 7 anggota DKP termasuk SBY dan Agum Gumelar.

Baca Selengkapnya

2 Anggota DKP Ini Dulu Pecat Prabowo dari TNI, Mengapa Kini Malah Mendukungnya di Pilpres 2024?

3 Maret 2024

2 Anggota DKP Ini Dulu Pecat Prabowo dari TNI, Mengapa Kini Malah Mendukungnya di Pilpres 2024?

Prabowo dipecat dari TNI oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP) pada 1998. "Anehnya", saat maju Pilpres 2024, didukung dua anggota DKP yang memecatnya.

Baca Selengkapnya

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

29 Februari 2024

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

Prabowo dapat gelar Jenderal TNI Kehormatan dari Jokowi. Pada 1998, Dewan Kehormatan Perwira memberhentikannya dari TNI, SBY salah satu anggotanya.

Baca Selengkapnya

Dukung Prabowo, SBY hingga Wiranto Dinilai Khianati Keputusan Dewan Kehormatan Perwira

28 Desember 2023

Dukung Prabowo, SBY hingga Wiranto Dinilai Khianati Keputusan Dewan Kehormatan Perwira

Benny mempertanyakan sikap Wiranto, SBY, dan Agum Gumelar yang saat ini mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

72 Tahun Prabowo Subianto: Begini Perjalanan Karier Militer dan Politiknya, Tiga Kali Gagal Pilpres

17 Oktober 2023

72 Tahun Prabowo Subianto: Begini Perjalanan Karier Militer dan Politiknya, Tiga Kali Gagal Pilpres

Prabowo Subianto hari ini berulang tahun ke-72. Ia jadi Menteri Pertahanan Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin sampai periode 2024. Begini karier militernya.

Baca Selengkapnya

Saat Demokrat Gabung Koalisi Indonesia Maju, 4 Jenderal TNI Hadir: SBY, Prabowo, Wiranto, dan Agum Gumelar

20 September 2023

Saat Demokrat Gabung Koalisi Indonesia Maju, 4 Jenderal TNI Hadir: SBY, Prabowo, Wiranto, dan Agum Gumelar

Jenderal TNI purnawirawan SBY, Prabowo, Wiranto dan Agum Gumelar hadir saat Partrai Demokrat resmikan gabung dengan Koalisi Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya

Bertubi Kritik Revisi UU TNI, Ini Kata Imparsial, Agum Gumelar dan Usman Hamid

24 Mei 2023

Bertubi Kritik Revisi UU TNI, Ini Kata Imparsial, Agum Gumelar dan Usman Hamid

Direktur Imparsial Gufran Mabruri menyebut revisi UU TNI merupakan upaya untuk melemahkan supremasi sipil terhadap militer. Apa kata Agum Gumelar?

Baca Selengkapnya

Penempatan TNI di Jabatan Sipil dalam Revisi UU TNI, Agum Gumelar: Jangan, Enggak Perlu Lagi

22 Mei 2023

Penempatan TNI di Jabatan Sipil dalam Revisi UU TNI, Agum Gumelar: Jangan, Enggak Perlu Lagi

Agum Gumelar angkat bicara soal langkah pemerintah yang hendak merevisi UU TNI, salah satunya TNI bakal bisa menduduki beberapa jabatan sipil.

Baca Selengkapnya

Prabowo Kunjungi Sejumlah Jenderal Senior, dari Widodo AS hingga Hendropriyono

25 April 2023

Prabowo Kunjungi Sejumlah Jenderal Senior, dari Widodo AS hingga Hendropriyono

Prabowo menemui Try Sutrisno, Widodo AS, Hendropriyono, Agum Gumelar dan Wiranto.

Baca Selengkapnya