Pesepakbola Persipasi Bandung Raya (PBR) Waluyo (kanan) menghalau bola dari kaki pesepakbola Sriwijaya FC Zalnando (kiri) dalam lanjutan pertandingan Piala Jenderal Sudirman Grup A di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 28 November 2015. ANTARA/Ari Bowo Sucipto
TEMPO.CO, Jakarta - Sriwijaya FC akhirnya mampu mengakhiri perlawanan PS TNI dengan kemenangan tipis 1-0 di babak penyisihan Grup B turnamen Piala Gubernur Kalimantan Timur 2016 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu, 28 februari 2016. Meski diperkuat pemain-pemain bintang, Sriwijaya tak bisa membawa kemenangan besar padahal bermain di tempat netral.
Kemenangan Sriwijaya FC ditentukan pemain asing mereka, Alberto Goncalvez, di menit ke-10. Gol semata wayang Laskar Wong Kito itu tercipta melalui titik penalti setelah wasit Suwandi menganggap Syaipul Ramadan melanggar M Ridwan di kotak terlarang.
Sebagai eksekutor, Beto tak menyiakan peluang. Tendangan kerasnya dari titik putih membuat Dhika Bhayangkara tertipu. Kemenangan Sriwijaya FC dengan satu gol bertahan hingga laga bubar.
Asisten Pelatih Sriwijaya FC, Hartono Ruslan, mengaku puas dengan kemenangan pada laga perdana tersebut meski mengakui permainan PS TNI kerap menyulitkan tim. Kemenangan tipis ini membuat Hartono tak akan tinggal diam untuk kembali mengasah kemampuan timnya karena masih ada dua laga berat lain yang bisa saja menjungkalkan misi timnya menjadi juara.
“Kalau hasil, tentu puas, tapi masih ada kekurangan, terutama menurunnyapressure di akhir laga sehingga PS TNI sempat mengembangkan permainan,” kata Hartono kepada awak media seusai laga.
Sedangkan sang kapten, Firman Utina, mensyukuri hasil tersebut meski dengan kemenangan tipis. Ia mengakui masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Hal tersebut dinilainya wajar karena Sriwijaya FC memiliki banyak pemain yang baru sehingga harus mulai dari awal lagi.
“Yang pasti instruksi pelatih sudah kita jalankan. Saya yakin semua pemain memberikan kemampuannya 100 persen untuk tim,” ujarnya.
Manajer PS TNI, Amin, menilai wasit yang memimpin jalannya laga kurang jeli. Penalti yang diberikan kepada tim lawan menurut dia tak seharusnya terjadi. Menurut Amin, kejadian yang terjadi di kotak terlarang karena pemain belakangnya merebut bola dan tak ada tackling.
Perihal kemampuan timnya dan sentuhan akhir masih menjadi masalah hingga saat ini. Menurut Amin, ke depan akan menjadi pekerjaan besar untuk mempertajam lini depan.
“Akan ada evaluasi terutama di depan. Banyak peluang tapi tidak ada gol. Ini kelemahan kita sejak turnamen yang lalu (Piala Jenderal Sudirman),” tegasnya.