Ribuan bonek, suporter klub Persebaya 1927 melakukan aksi di jalan Embong Malang, Surabaya, 18 April 2015. Aksi yang dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya Konggres PSSI di Hotel JW Marriot ini, menuntut diizinkannya kembali klub sepakbola Persebaya 1927 untuk berkompetisi di Liga Indonesia. Bonek juga berharap agar Konggres PSSI saat ini dapat membersihkan PSSI dari mafia sepakbola. FULLY SYAFI
TEMPO.CO, Surabaya - Menjelang pertandingan turnamen Torabika Soccer Championship antara Madura United dan Arema Cronus di Gelora Bangkalan, Madura, massa yang diduga suporter Persebaya alias Bonek men-sweeping kendaraan pelat N. Pelat N adalah tanda kendaraan bermotor untuk wilayah Malang.
Mereka melakukan sweeping di gerbang jalan tol Jembatan Suramadu sisi Surabaya kemarin malam, 5 Mei 2016, hingga 6 Mei 2016 dinihari. Tanpa menggunakan atribut Persebaya Surabaya mereka berteriak kepada pengendara untuk membuka kaca jendela kepada para pengendara mobil.
"Ayo buka-buka, nyalakan lampu mobilnya," kata seorang suporter. Selain sweeping massa suporter juga merusak bus dengan nomor polisi H-9680-RC. Bus yang mengangkut rombongan siaran langsung dari salah satu stasiun televisi swasta dilempar batu sehingga kaca depan dan samping bus pecah
Mobil pelat B mereka Fortuner juga tak luput dari perusakan massa yang brutal. Selain itu ketika ada mobil pelat N yang melintas massa juga menghentikan serta memecahkan kaca jendela mobil.
Menurut pantauan Tempo, beberapa jam kemudian aksi sweeping itu berujung bentrok dengan polisi setelah massa mencoba merusak gerbang Suramadu di sisi Surabaya. Akibatnya 200 orang polisi antihuru-hara gabungan dari Polrestabes Surabaya dan Polres Tanjung Perak menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
"Semuanya harap bubar," kata beberapa orang polisi kepada massa suporter. Penembakan gas air mata ini dilawan suporter dengan melempar batu ke arah polisi. Bentrokan baru berakhir sekitar pukul 01.00 dinihari tadi.