Pelatih Bali United Pusam, Indra Sjafri (kiri) memberi intruksi saat memimpin latihan di Lapangan Trisakti, Legian, Bali, 10 November 2015. ANTARA/Fikri Yusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Bali United, Indra Sjafri, secara resmi menyatakan mundur dari bursa calon pelatih tim nasional Indonesia setelah mengikuti program fit and proper test di Jakarta pada Rabu, 1 Juni 2016. Ia blakblakan mengungkapkan alasannya tak melanjutkan proses seleksi.
Menurut Indra, situasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) saat ini belum kondusif meski sudah terbebas dari sanksi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). "Situasi tersebut pastinya akan mengganggu persiapan timnas dalam mengikuti berbagai turnamen. Hal yang nantinya akan berujung pada tidak maksimalnya penampilan timnas di turnamen yang diikuti," kata Indra di Kuta, Jumat, 3 Juni 2016.
Pertimbangan yang lain, Indra masih fokus menangani Bali United yang kini berlaga di kompetisi Indonesia Soccer Championship. Dia tak ingin program yang sudah disusunnya untuk tim berjulukan Serdadu Tridatu terganggu. "Saya butuh konsentrasi penuh, tidak mau kerja setengah-setengah di Bali United," tutur mantan pelatih tim nasional U-19 itu.
Pelatih asal Minang itu tak menampik jika ada kebanggaan bagi pelatih ketika bisa melatih timnas. Namun, ia mengatakan saat ini belum waktunya. "Apalagi itu timnas senior sedangkan waktunya pendek, dan saya melihat juga federasi ingin ada target-target tinggi di situ," ujarnya. "Saya berpikir, saya bukan orang yang cocok untuk itu."
Siapa pelatih yang menurut Indra cocok menangani timnas Indonesia saat ini? Indra tak mau berkomentar soal itu. "Oh jangan tanya saya, lebih baik tanya PSSI, tapi saya hanya berkomentar siapa pun yang jadi pelatih timnas sekarang akan mengalami kendala-kendala," ujarnya.
Tidak ada kompetisi selama setahun dan keadaan sekarang masih carut-marut, merupakan kondisi tidak ideal. Dia berharap masyarakat bisa memahami kondisi sepak bola di Tanah Air dengan tidak banyak menuntut terhadap pelatih timnas. "Saya menghargai pelatih yang menangani timnas nanti dan kita harus sama-sama menghargai keberanian dia untuk membantu timnas."