Kecewa Kongres PSSI, Ribuan Bonek Tutup Jalan di Surabaya
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Kamis, 10 November 2016 21:32 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Ribuan Bonek menggelar unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Kamis petang, 10 November 2016. Mereka kecewa karena PSSI ingkar janji untuk mengesahkan statusnya pada saat Kongres di Jakarta.
Untuk meluapkan kekecewaannya, para pendukung militan Persebaya itu berkumpul di Taman Apsari, sebuah ruang terbuka hijau di seberang Gedung Negara Grahadi sejak pukul 18.30. Mereka membentangkan poster berbunyi "Persebaya Harga Mati, #Bonek melawan".
Bonek juga menyalakan flare sambil menutup jalan dan membakar tempat sampah dari karet. Fauzan, salah satu Bonek, mengatakan aksi damai itu untuk menunjukkan kekecewaannya terhadap PSSI yang telah ingkar janji. Mereka akan menunggu semua Bonek untuk berkumpul di Taman Apsari. "Kita akan kumpul di sini semuanya untuk meredam aksi adik-adik kami yang dikhawatirkan semraut," kata Fauzan.
Fauzan mengaku masih mencintai Surabaya, sehingga dia tetap berkomitmen untuk menjaga kondusifitas keamanan dan kenyamanan di Kota Surabaya. Unjuk rasa, kata dia, bersifat spontan karena beredar dari mulut ke mulut dan di media sosial Bonek, sehingga tidak ada yang merencanakan. "Setelah kami mendengar kabar bahwa PSSI ingkar janji, kami langsung spontan kumpul di sini," ujarnya.
Fauzan berujar Bonek di Surabaya masih menunggu kabar lebih lanjut dari ratusan teman mereka yang mengawal Kongres PSSI. Bila Persebaya tidak diakomodasi oleh PSSI maka bisa dipastikan Bonek akan menggelar demonstrasi dengan massa yang lebih besar. "Kalau ingkar, pasti akan ada aksi besar-besaran di beberapa daerah yang ada Boneknya, tidak hanya di Surabaya saja," kata dia.
Sebelumnya, status Persebaya 1927 batal disahkan pada Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Kamis siang, meski sebelumnya sudah mendapatkan jaminan dari anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Tony Aprilani. Status tim kebanggaan masyarakat Surabaya ini baru akan dibahas oleh kepengurusan induk organisasi sepak bola Indonesia yang baru terpilih pada kongres ini.
Tidak hanya Persebaya saja yang kasusnya belum terselesaikan di kongres yang dihadiri perwakilan FIFA dan AFC tersebut. Arema Indonesia, Persewangi Banyuwangi, dan Lampung FC juga mengalami hal serupa.
Belum tuntasnya kasus ini membuat perwakilan suporter fanatik Persebaya yang berangkat ke lokasi Kongres PSSI bereaksi. Presidium Bonek Andi Peci berteriak lantang karena tidak puas dengan keputusan itu.
"Ini pertimbangan kami hadir di sini karena ada janji. Tapi apa kenyataannya. Mereka mengingkari janji. Akan dibawa ke mana sepak bola Indonesia?" katanya.
MOHAMMAD SYARRAFAH