Pemain Bayern Munchen, Douglas Costa mencetak gol ke gawang Arsenal pada pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di stadion Emirates, London, 8 Maret 2017. Reuters / Hannah McKay Livepic
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menutup diri sepanjang musim ini, para petinggi Arsenal akhirnya membuka suara soal masa depan Manajer Arsene Wenger. Keputusan membuka suara itu dibuat setelah terjadi gelombang protes besar dari suporter Arsenal pada laga melawan Bayern Muenchen di Liga Champions pada Rabu, 8 Maret 2017.
Laman Daily Mail menuliskan, langkah buka mulut dari pihak klub ini sesuatu di luar kebiasaan. Direktur Arsenal Chips Keswick secara terang-terangan menyatakan pernyataan itu untuk merespons keresahan para suporter Arsenal.
Namun, dalam pernyataan itu, Keswick tak memperjelas, apakah pihaknya akan memperpanjang kontrak Wenger atau tidak. Menurut dia, keputusan itu akan dirundingkan secara bersama-sama dan akan diumumkan pada waktu yang tepat.
"Kami sangat sadar atas perhatian yang saat ini difokuskan pada klub dan memahami perdebatan di dalamnya. Kami menghormati keinginan suporter dan opini mereka secara individu. Namun kami memastikan akan selalu menjalankan klub sepak bola ini dengan kepentingan jangka panjang terbaik di hati kami," bunyi pernyataan resmi itu.
"Arsene memiliki kontrak hingga akhir musim. Berbagai keputusan akan dibuat kedua pihak serta akan dikomunikasikan pada saat yang tepat dan dengan cara yang tepat."
Dengan pernyataan seperti itu, Arsene Wenger dinilai tak lagi mendapatkan dukungan penuh dari para petinggi Arsenal. Nasib Wenger tampaknya akan ditentukan dari hasil yang didapat Arsenal pada akhir musim nanti.
Sebelumnya, gelombang protes besar mewarnai laga Arsenal kontra Bayern Muenchen. Ratusan suporter Arsenal melakukan aksi jalan kaki dari kandang lama tim itu, Stadion Highbury, ke Stadion Emirates sebelum laga berlangsung.
Mereka juga membentangkan poster dan spanduk yang meminta perubahan besar di tubuh Arsenal. Tak hanya Wenger, para petinggi Arsenal lain juga diminta bertanggung jawab atas melorotnya prestasi tim itu dalam satu dekade terakhir.