TEMPO.CO, Balikpapan - Nasib markas Persiba Balikpapan tak kunjung jelas karena pembangunan Stadion Balikpapan berulang kali molor. Pemerintah Kota Balikpapan terhambat masalah kecukupan dana untuk membangun fasilitas pendukung stadion.
“Fasilitas pendukung stadion belum siap,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Balikpapan Tara Alorante, Senin, 20 Maret 2017.
Menurut Tara, kalau hanya untuk bangunan stadion, pihaknya bisa menuntaskannya pada Juni. “Hanya saja, ada fasilitas yang harus dilengkapi, seperti jalan masuk stadion dan tempat parkir. Jadwal (rampungnya) memang Juni, tapi kami akan lihat lagi situasinya,” ujarnya.
Tara mengatakan pembangunan berbagai fasilitas pendukung itu terhambat lantaran keterbatasan anggaran pemerintah daerah. Contohnya, pembangunan jalan masuk stadion. Biaya yang dibutuhkan Rp 30 miliar. Sedangkan mereka hanya menerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp 2 miliar.
Tara juga tidak bisa memastikan APBD Perubahan Balikpapan 2017 bisa mengakomodasi kebutuhan pembangunan sarana pendukung tadi. Sebab, pihaknya sedang berfokus melunasi utang proyek 2016. Tara mengatakan anggaran Pemerintah Kota Balikpapan mengalami defisit.
Pembangunan Stadion Balikpapan molor sejak tahun lalu. Awalnya, stadion itu direncanakan berdiri pada Agustus 2016. Namun rencana itu molor karena kekurangan anggaran.
Target kemudian berubah menjadi Desember 2016. Namun, karena kekurangan anggaran, jadwal mundur lagi.
Karena belum ada kepastian, Persiba terpaksa menggunakan Stadion Gajayana Malang sebagai kandang.
Ketidakjelasan Persiba ini terjadi setelah perusahaan minyak nasional Pertamina berencana membongkar Stadion Parikesit yang selama ini menjadi kandang tim berjulukan Beruang Madu itu. Mereka akan membangun kilang minyak. Persiba pun harus pindah.
Sialnya, Stadion Balikpapan, yang rencananya akan menjadi markas Persiba, tak kunjung rampung dibangun. Penyelesaiannya terus-terusan molor.
Pemerintah Belanda menetapkan pada September mendatang akan menerbitkan uang baru dengan gambar Hendrik Johannes Cruijff (di Indonesia lebih dikenal sebagai Johan Cruyff), mantan pemain/kapten tim nasional Belanda. Sebagai pemain, Cruyff adalah motor terlaksananya pola total football yang diarsiteki pelatih Rinus Michels dan sempat bikin tercengang persepakbolaan dunia ketika dipraktikkan Michels dalam Piala Dunia 1974 di Muenchen, Jerman Barat. Saat itu Belanda berhasil masuk final, tapi dikalahkan Jerman Barat 1-2.
Pemerintah Belanda menetapkan pada September mendatang akan menerbitkan uang baru dengan gambar Hendrik Johannes Cruijff (di Indonesia lebih dikenal sebagai Johan Cruyff), mantan pemain/kapten tim nasional Belanda. Sebagai pemain, Cruyff adalah motor terlaksananya pola total football yang diarsiteki pelatih Rinus Michels dan sempat bikin tercengang persepakbolaan dunia ketika dipraktikkan Michels dalam Piala Dunia 1974 di Muenchen, Jerman Barat. Saat itu Belanda berhasil masuk final, tapi dikalahkan Jerman Barat 1-2.
