TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Sekolah Sepak Bola Bina Taruna, Bonni Wijaya, mengatakan insting tajam Sutan Diego Armando Ondriano Zico, pemain timnas U-16, sudah terlihat sejak pertama kali ia bertemu. Zico saat itu masih berumur 11 tahun dan membela sebuah SSB di Bogor.
Kemampuan mencetak gol Zico, langsung terpantau oleh Bonni yang saat itu kebetulan sedang menonton. "Saya sudah pantau dia sejak umur 11 tahun, dan saya bilang 'Saya akan ambil dia (ke SSB Bina Taruna)," kata Bonni saat dihubungi Tempo, Kamis, 21 September 2017.
Hubungan pertemanan dengan ayah Zico, membuat Bonni lebih mudah menarik perhatian Zico. Oriyanto Jhosan, ayah Zico, merupakan teman satu tim Bonni saat aktif menjadi pemain bola. Oriyanto beberapa tahun lebih senior di atas Bonni.
Pada usia 12 tahun, Zico pun ikut berlatih bersama Bina Taruna di Stadion Bea-Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur. Saat itu, dia langsung menjadi pemain andalan Bina Taruna. "Dia cepat beradaptasi, dari permainan 9 lawan 9 ke lapangan besar 11 lawan 11. Dia tetap tajam," kata Bonni.
Zico menjadi tumpuan Bina Taruna saat mengikuti kejuaraan Liga TopSkor U-13. Di sana, ia berhasil mencetak 23 gol, hanya tertinggal satu gol dari pencetak skor terbanyak saat itu.
Di usia 14 tahun, Zico juga menjadi andalan Bina Taruna di Liga Kompas. Saat itu, selain berlatih di Bina Taruna, Zico mendapat kesempatan berlatih di Chelsea Soccer Club. Ia beberapa kali kerap absen membela Bina Taruna akibat jadwal latihan yang padat.
"Meski sering absen, dia juga tetap membuat banyak gol saat bermain. Kalau tak salah, di Liga Kompas, dia mencetak lebih dari 30 gol," kata Bonni.
Kemampuan Zico menarik perhatian pelatih timnas U-16, Fakhri Husaini. Dia dipanggil memperkuat Indonesia di AFC U-16 di Thailand. Zico membuktikan kemampuannya dengan mencetak delapan gol dari dua pertandingan awal babak kualifikasi Grup G.
Di pertandingan terakhir timnas U-16 melawan Laos kemarin, Sutan Zico mencetak dua gol dan membuat Indonesia unggul 3-0.
EGI ADYATAMA