TEMPO.CO, Jakarta - Tiga klub Catalonia yang berkompetisi di Liga Spanyol yakni Barcelona, Espanyol, dan Girona memutuskan untuk bergabung dengan aksi pemogokan Selasa ini, 3 Oktober.
Aksi mogok itu, yang disebut-sebut dilakukan oleh lebih dari 40 persatuan dan asosiasi di wilayah tersebut yang berada di bawah organisasi Table for Democracy, dilakukan untuk merespons kekerasan kepolisian saat berusaha menghentikan referendum kemerdekaan Catalonia, Minggu.
Polisi bertindak kerasa karena referendum itu dinyatakan ilegal oleh pemerintah Spanyol. Dalam rangkaian bentrokan yang terjadi lebih dari 840 orang memerlukan perawatan medis.
Klub-klub La Liga, terutama Barcelona, saat ini banyak ditinggal pemain intinya yang bergabung dengan tim nasional masing-masing. Namun, para pemain dan staf klub yang tersisa sepakat untuk melakukan aksi mogok dengan tidak akan mendatangi pusat latihan pada Selasa.
"FC Barcelona bergabung dengan pemogokan di seantero negeri yang diserukan Table of Democracy, dan oleh karena itu besok klub akan ditutup," demikian cuitan di akun twitter Barcelona pada Senin. "Tidak satu pun tim-tim profesional atau tim-tim junior di FC Barcelona akan berlatih besok di Ciutat Esportiva."
Rangkaian aksi protes itu juga telah dilakukan pada Senin kemarin. Para pekerja di seluruh area Katalunya akan berhenti bekerja selama 15 menit pada tengah hari, termasuk para pekerja di kantor-kantor klub Barcelona.
Espanyol dan Girona, yang juga bermarkas di Catalonia, telah merilis pernyataan pada Senin yang mendeklarasikan niat mereka untuk bergabung dengan pemogokan umum.
Meski terjadi aksi protes yang berujung kekerasan aparat kepolisian pada Minggu, Barcelona tetap dapat memainkan pertandingan Liga Spanyol mereka melawan Las Palmas yang dilakukan tanpa kehadiran penonton, dengan meraih kemenangan 3-0.
Dalam referendum Ahad lalu, 90 persen pemilih menyatakan sepakat untuk memisahkan diri dari pemerintah Spanyol. Namun, pemerintah Spanyol sendiri menganggap referendum itu tak sah.