Tempo.co, Jakarta - Sebanyak 15 klub kontestan Liga 1 minus Persib Bandung, Bali United, dan PS TNI mengancam tak melanjutkan kompetisi. Salah satu alasannya, mereka meminta operator liga mengembalikan sebuah surat dalam waktu 14 hari kedepan. Surat itu pun kini menjadi sebuah misteri.
Klub yang mengancam mogok bertanding, antara lain Arema FC, Barito Putera, Bhayangkara FC, Madura United, Mitra Kukar, Persegres Gresik United, Persela Lamongan, Perseru Serui, Persiba Balikpapan, Persija Jakarta, Persipura Jayapura, PSM Makassar, Borneo FC, Semen Padang dan Sriwijaya FC.
Dalam sebuah pernyataan, perwakilan klub ke-15 yang tergabung dalam Forum Klub Sepakbola Profesional Indonesia menyebutkan bahwa surat itu penting sebagai dasar jika terjadi persoalan hukum. Mereka tak menjelaskan detail perihal surat tersebut, namun isinya menyangkut hak.
Direktur Operasional PT LIB Tigor Shalomboboy menduga, surat yang dimaksud adalah "club participating agreement". "Setiap klub yang berpartisipasi di AFC dapat memenuhi itu," kata Tigor kepada wartawan di Jakarta, Kamis malam, 5 Oktober 2017.
Ia mengatakan, dalam dokumen tersebut berisi tentang hak dan kewajiban, baik peserta liga maupun operator. Adapun, kewajiban operator salah satunya memberikan kontribusi atau dana dari sponsor liga kepada klub. "Kontribusi sudah diberikan, tak pernah telat sejak kompetisi belum berjalan," kata dia.
Baca: PT LIB Persilakan 15 Klub Liga 1 Mogok
Operator, kata dia, sebetulnya memberikan keleluasaan kepada klub perihal penyerahan dokumen perjanjian. Sebab, klub menyerahkannya ketika kompetisi sudah berjalan. "Sebenarnya sebelum kompetisi berjalan harus ada, buat pegangan untuk menjalankan semuanya," kata dia.
Dokumen tersebut bisa dikembalikan atau tidak, menurut dia, bukan menjadi sebuah persoalan. Paling penting, kata dia, dokumen ditandatangani antara operator maupun klub. Sehingga, pihak yang membubuhkan tanda tangan berkewajiban menjalankan hak dan kewajibannya.
Direktur Utama PT LIB Berlinton Siahaan mengatakan. pihaknya segera mengundang peserta klub Liga 1. Ia mengaku sudah dua kali ingin mengumpulkan peserta dalam bentuk sebuah ramah-tamah. "Dua kali gagal karena yang sanggup datang hanya segelintir, ketika ingin mengundang lagi, malah kami yang diundang, dan berujung pada ancaman mogok," kata dia.
ADI WARSONO