TEMPO.CO, Jakarta - Argentina akan melakoni partai penentuan lolos tidaknya mereka ke Piala Dunia 2018 di kandang Ekuador, Estadion Olimpico, Atahualpa, pada Rabu pagi besok 11 Oktober 2017. Kemenangan menjadi harga mati bagi Tim Tango.
Menilik laga-laga terdahulu, Argentina masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk lolos ke Piala Dunia 2018. Ketajaman lini depan menjadi masalah utama skuad asuhan Jorge Sampaoli.
Masalah itu terlihat dari 17 laga yang telah mereka lakoni sejauh ini. Meskipun dihuni oleh penyerang haus gol seperti Lionel Messi, Paulo Dybala, Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, hingga Mauro Icardi, Argentina hanya mampu menyarangkan 16 gol sepanjang kualifikasi Piala Dunia 2018.
Hal itu tentu bukan hal yang menggembirakan bagi tim sekelas Argentina. Bandingkan dengan musuh bebuyutan mereka Brasil yang telah memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 dan mencatatkan 38 gol dalam 17 laga.
Masalah ketajaman lini depan Argentina sebenarnya sudah muncul sejak pergelaran Piala Dunia 2014 di Brasil lalu. Meskipun tampil sebagai finalis, lini depan Argentina tak bisa dibilang subur saat itu.
Dari 7 laga di Brasil, skuad asuhan Alejandro Sabella hanya mampu menyarangkan 8 gol ke gawang lawan. Argentina pun hanya mampu menang dengan selisih 1 gol saja di setiap pertandingannya.
Bandingkan dengan produktivitas mereka pada Piala Dunia 2010 lalu. Meskipun terhenti pada babak 8 besar, dalam 5 laga skuad asuhan Diego Maradona mampu menyarangkan 10 gol.
Dari sisi materi penyerang, sebenarnya skuad Argentina tak jauh berbeda sejak 7 tahun lalu. Aguero, Messi, Higuain mengisi lini depan tim albiceleste.
Lantas apakah para juru gedor Argentina itu sudah kehilangan sentuhannya saat ini? Jawabannya tentu saja tidak. Bersama Barcelona, Lionel Messi menduduki puncak top skor Liga Spanyol, demikian juga dengan Aguero yang telah kembali menemukan ketajamannya musim ini bersama Manchester City. Apalagi kini ada nama Paulo Dybala yang tak diragukan lagi kemampuannya bersama Juventus.
Masalah produktivitas Argentina tak ansih karena para pemain di lini depan mereka yang mandul. Dalam menciptakan gol tentu saja dibutuhkan proses permainan dari lini belakang dan lini tengah.
Materi lini tengah Argentina lah yang saat ini menjadi masalah. Tim asuhan Jorge Sampaoli saat ini tak memiliki kreator serangan sekelas Juan Sebasian Veron yang pada 2010 lalu masih dipakai oleh Maradona.
Tak ada satu pun pemain di lini tengah Argentina saat ini yang memiliki visi bermain atau kecerdasan untuk menciptakan peluang seperti Veron atau pun Ricardo Riquelme.
Mereka mungkin memiliki Angel di Maria, tetapi di Maria bukan pemain seperti Veron yang bisa mendikte tempo permainan dan melepaskan umpan-umpan matang langsung ke jantung pertahanan lawan. Di Maria lebih merupakan gelandang pekerja keras yang memiliki kecepatan dan drible yang mumpuni.
Menemukan pemain seperti Veron inilah yang menjadi pekerjaan berat bagi Sampaoli. Sosok jenderal lapangan tengah yang memiliki kecerdasan dalam menyusun serangan dan mengendalikan tempo permainan sehingga mampu menciptakan peluang bagi Messi cs.
Tak mudah memang karena dari sejumlah bintang Argentina yang merumput di Eropa, nyaris tak ada satu pun yang memiliki karakter seperti itu. Sampaoli tampaknya harus mulai memperhatikan para pemain yang bermain di kompetisi lokal Argentina atau pun di negara-negara Amerika Latin lainnya.
Hal itu tentu tidak untuk menghadapi laga melawan Ekuador yang tinggal menghitung jam. Namun itu akan sangat berguna jika Argentina mampu lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
FIFA|ESPNFC|SKY SPORT