TEMPO.CO, Jakarta - Posisi Timnas Argentina yang kritis di babak kualifikasi membuat topik satu ini jadi bahasan media dan pengamat: apa jadinya Piala Dunia 2018 tanpa Lionel Messi? Presiden badan sepak bola dunia (FIFA), Gianni Infantino, pun ikut memberikan suaranya soal topik itu.
Timnas Argentina harus mengalahkan Ekuador, Rabu pagi WIB, dan berharap pada laga lainnya Brasil mengalahkan atau menahan Cile, agar bisa lolos ke Piala Dunia 2018. Kemenangan atas Ekuador yang tak disertai kehilangan poin oleh Cile hanya mengantar Argentina ke babak play-off.
Messi diharapkan berperan penting dan membantu Argentina menang di laga itu. Selama ini, salah satu kritikan untuknya adalah belum mampu menikmati kesuksesan bersama Argentina meski sudah berlimpah prestasi di Barcelona.
Perbandingan dengan Diego Maradona telah menghantui Messi sepanjang kariernya bersama tim nasional Argentina. Maradona dianggap lebih lengkap prestasinya telah membawa La Albiceleste meraih gelar di Meksiko 1986.
Presiden FIFA, Gianni Infantino menyatakan bahwa pemain berusia 30 tahun itu seperti punya utang karena masih perlu memenangkan Piala Dunia. "Messi adalah pemain yang luar biasa. Dia masih harus memenangkan Piala Dunia bersama Argentina. Kita memiliki banyak pemain hebat yang tidak memenangkan Piala Dunia," kata Infantino kepada surat kabar La Nacion.
Keberhasilan Maradona di Meksiko terbekas dalam ingatan dan itulah sebabnya mantan playmaker Napoli begitu dihormati. "Apa yang membuat Maradona begitu istimewa dalam sepak bola bagi saya adalah dia membuat kita semua jatuh cinta dengan permainannya. Ia juga sudah memenangkan Piala Dunia," ujar Infantino.
Jika gagal tampil dalam Piala Dunia 2018 akan merusak harapan Lionel Messi untuk mengangkat trofi bergengsi itu. Pada 2022, usianya kemungkinan akan terlalu tua. "Dia mungkin ada di sana (Rusia). Atau kita mungkin bisa melihatnya lagi pada 2022," kata Infantino.
MARCA | RAMADHAN L.Q.