Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Alumnus program beasiswa Chevening berkumpul untuk nonton bareng laga Liverpool vs Manchester United, di wilayah Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 14 Oktober 2017. Berlokasi di sebuah restoran indoor, hawa nobar ala pub di Inggris coba dihidupkan.
"Biasanya dulu saat di Inggris nonton bareng di pub. Memang di sana penontonnya lebih hidup, tapi setidaknya di sini lami coba menghidupkan (semangat) itu juga," kata Renne Kawilarang, salah seorang peserta nobar.
Rene yang merupakan alumnus Chevening tahun 2004-2005, datang dengan jersey Liverpool. Saat berkuliah di Inggris dulu, ia mengaku beberapa kali datang dan menonton The Kop langsung di Anfield.
Selama pertandingan, para alumnus beberapa kali berteriak saat peluang diciptakan kedua tim. Pertandingan itu sendiri berakhir imbang 0-0.
Menguasai pertandingan, Liverpool gagal mencetak satu gol pun. "Harusnya kita (Liverpool) bisa menang. Main di kandang dan ada dua peluang yang harusnya bisa gol," kata Renne.
Dia mengakui Manchester United di bawah asuhan Jose Mourinho menerapkan pertahanan yang ketat dan sulit ditembus. "Sudah bukan parking the bus lagi, tapi parking the truck," kata Rene.
Panitia penyelenggara nobar itu, Yurdhina Meilissa, mengatakan acara itu merupakan bagian dari usaha menjaga relasi antar alumnus. Laga dua klub raksasa Liverpool dan Manchester United, dipilih karena memiliki basis suporter yang kuat di Indonesia.
"Bukan hanya karena alumninya memang penggemar bola, tapi itu jadi bagian dari kebiasaan di sana setiap akhir pekan," ujar Icha sapaan akrab Yurdhina.
Menurut Icha, sapaan akrab Yurdhina, banyak alumni Chevening merupakan penggemar sepakbola. Olahraga ini tergolong sangat populer di Inggris, lokasi beasiswa Chevening diberikan.
Selain kerap nonton bareng di akhir pekan, para penerima beasiswa juga kerap tur ke berbagai Stadion di Inggris. "Kalau ada game, kami suka janjian nonton sama-sama, atau barengan tour stadium," kata Icha.
Iklan
