TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga berencana memanggil Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk membahas sejumlah kasus kekerasan di Liga 1 dan Liga 2. Terakhir, seorang suporter Persita Tanggerang tewas beberapa hari lalu.
"Besok pagi saya akan bertemu dengan ketua PSSI (Edy Rahmayadi) untuk bicarakan hal itu," kata Menpora Imam Nahrawi saat ditemui di Kantor Panitia Pelaksana Asian Games 2018 Jakarta Palembang (INASGOC), di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 15 Oktober 2017.
Imam menyatakan bahwa dirinya ingin mendapatkan laporan terkait sejumlah aksi kekerasan yang terjadi di ajang Liga 1 dan Liga 2. Ia yakin PSSI dan Komisi Disiplin telah memiliki catatan panjang terkait kekerasan sepakbola Indonesia. Imam mengatakan sebagai pihak pemerintah, Kemenpora meminta agar catatan itu ditindaklanjuti secara serius.
"Kami ingin komdis betul-betul tegas dan berani menjatuhkan sanksi kepada siapapun yang melanggar regulasi dan mencederai sepak bola itu sendiri," kata Imam.
"Pemerintah hanya bisa mendesak. Kami sebenarnya ingin reformasi yang digagas pemerintah bisa diterapkan dengan baik oleh PSSI," ucap Imam.
Kekerasan dalam sepakbola terakhir menewaskan Banu Rusman, yang merupakan anggota Laskar Benteng Viola, suporter Persita Tangerang. Dia tewas setelah terlibat kerusuhan antar suporter di pertandingan Liga 2 antara Persita vs PSMS Medan pada 11 Oktober 2017.
Selain Banu ada juga kematian Ricko Andrean Maulana, suporter Persib Bandung. Ia tewas karena dikeroyok sesama suporter Persib saat laga kontra Persija Jakarta pada Juli 2017 lalu.
Pada awal September 2017 lalu, Catur Yuliantono juga meregang nyawa saat Timnas Indonesia menghadapi Fiji di partai persahabatan. Catur terkena kembang api suar yang menyasar ke arahnya. Polisi telah menangkap suporter lain yang menembakan kembang api itu.
Dari data Lembaga Penelitian dan Penelitian Save Our Soccer (SOS), sejak Liga Indonesia digulirkan pada 1994/1995 tercatat sudah 65 orang tewas akibat perhelatan sepak bola. Selama pergelaran Liga 1 dan Liga 2 musim 2017 saja sudah 11 korban tewas di sepak bola Indonesia. Terbanyak kedua, setelah 2012 yang mengorbankan 12 nyawa.
EGI ADYATAMA