TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Joko Driono mengatakan kasus kematian kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, menjadi perhatian PSSI. Ia menginginkan investigasi dilakukan untuk mengetahui detail pasti kejadian serta proses penanganan medis terhadap Huda hingga akhirnya ia tak dapat diselamatkan.
"Saya secara pribadi dan diskusi juga dengan Ketua Umum (PSSI, Edy Rahmayadi), Komite Medis, dan tim di PSSI akan melakukan pendalaman soal kasus ini. (Tujuannya), agar ke depan penanganan yang demikian itu menjadi lebih efektif," katanya saat ditemui di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senin, 16 Oktober 2017.
Ia enggan menyimpulkan secara dini kronologis kematian Huda, mulai benturan di lapangan hingga tim medis masuk dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Sejauh ini, Joko mengapresiasi tindakan yang dilakukan tim medis saat itu.
"Kita menyadari setiap kecelakaan di lapangan, tingkat kesulitan kecelakaan, dan penanganannya pun harus berbeda-beda," ujarnya.
Kasus kematian Huda juga menjadi bahan evaluasi bagi PSSI. Joko mengatakan PSSI sudah berbagi informasi dengan FIFA terkait dengan hal ini. Berbagai pendapat terkait dengan tindakan medis terhadap Huda siap ia terima. Ada pendapat yang menyebut cedera Huda seharusnya bisa diselesaikan di lapangan dan tak perlu dibawa ke rumah sakit, ada pula pendapat sebaliknya.
"Oleh karenanya, PSSI menyadari bahwa ini menjadi telaah yang sangat serius. Kita harus berdiskusi tak hanya di level PSSI, tapi juga di FIFA," ucapnya.
Choirul Huda meninggal setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sugiri, Lamongan, Jawa Timur. Ia dibawa ke sana setelah berbenturan dengan rekan setimnya. Huda sempat meringis kesakitan sebelum jatuh pingsan di lapangan. Setelah tindakan medis dilakukan di lapangan, ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.
Lihat video Choirul Huda