TEMPO.CO, Jakarta - Manchester United sangat mengandalkan gaya bertahan dalam dua laga terakhirnya. Mereka mampu meredam lawan-lawannya yang lebih agresif: menahan Liverpool 0-0 di Liga Inggris dan mengalahkan Benfica 1-0 di Liga Champions.
Prinsip yang lebih "mengutamakan hasil" itu tak sepuhnya mendapat tempat di kalangan penikmat sepak bola Inggris. Craig Bellamy, mantan pemain Liverpool dan Manchester City, termasuk yang bersuara negatif.
Bellamy menilai, dengan pendekatan seperti itu, MU terancam kehilangan identitasnya. Para suporter hanya akan menerima gaya tersebut untuk sementara waktu, dalam rangka mengejar gelar juara pertama sejak 2013.
"Manchester United itu lebih dari sekedar gelar juara," kata Bellamy kepada Sky Sports. "Sebagai klub sepak bola mereka memiliki identitas yang lebih berharga dari pada sebuah gelar. Sebagai klub mereka memiliki cara bermain tertentu."
Menurut Bellamy, karena lama tak lagi merasakan gelar juara, para suporter akan mentolerir gaya Mourinho. Tapi, itu tak akan berlangsung lama.
"Bobby Charlton sudah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa Mourinho bukan tipe manajer Man United," kata pemain asal Wales itu. "Saat ini, karena keputusasaan untuk meraih piala, untuk bisa kembali ke puncak, mereka membawanya masuk. Tapi para pendukung dan petinggi Manchester United tak akan membiarkan hal ini terjadi untuk waktu yang lama."
Pada akhirnya, ketika trofi sudah bisa diraih, suporter akan kembali bicara dan merindukan gaya mereka yang hilang. "Manchester United adalah klub besar, dengan tradisi besar, dan Anda tidak ingin pergi terlalu jauh dari itu," kata Bellamy.
Manchester United saat ini menempati posisi puncak klasemen Liga Champions dan di urutan kedua klasemen Liga Inggris.
SOCCERWAY