TEMPO.CO, Bekasi - Semen Padang FC kini berada di zona degradasi usai dikalahkan Persija Jakarta dengan skor 2-0. Meski begitu, Kabau Sirah-julukan tim tersebut-- masih optimistis bisa bertahan di kompotisi Liga 1 musim depan.
"Kami masih berpeluang naik," kata Pelatih Semen Padang, Syafriyanto Rusli, di Bekasi, Ahad malam, 23 Oktober 2017. Peluang itu, kata dia, ketika bertemu dengan Perseru Serui di kandang sendiri pada 28 Oktober mendatang. Laga itu, ia mengibaratkan sebagai laga final timnya, karena menjadi penentu bertahan tidaknya di Liga 1 musim depan.
Semen Padang kini berada di zona merah pada urutan ke 16. Posisinya di peringkat ke 15 digeser oleh Perseru Serui yang di saat bersamaan menang atas Persipura Jayapura dengan skor 2-0. Hengki Ardiles dan kawan-kawan masih memiliki tiga laga sisa, dua kandang dan satu tandang.
Secara hitung-hitungan, Semen Padang lebih untung ketimbang Perseru. Sebab, tim asal Papua tersebut harus bermain tandang dua kali dan kandang sekali. Karena itu, pihaknya meminta anak asuhnya berjuang sekuat tenaga jika ingin tetap bertahan di Liga 1 musim depan. "Dengan kekalahan melawan Persija, saya rasa anak-anak lebih siap lagi," kata dia.
Syafriyanto menampik merosotnya prestasi Semen Padang karena rumor sponsor akan menarik diri, dan tak akan membiayai tim. Sampai-sampai pelatih berpengalaman, Nil Maizar dipecat oleh manajemen. "Coach Nil Maizar tidak dipecat, tapi mengundurkan diri, ini yang harus diluruskan," kata dia.
Syafriyanto sendiri tak mempermasalahkan manajemen menunjuknya sebagai arsitek baru, meskipun sedang masa-masa sulit. Ia mengaku bersedia menjadi pelatih Semen Padang FC karena terpanggil. "Saya besar di Sumatera Barat, bermain bola di sana, dan berkarir di sana," kata dia.