TEMPO.CO, Jakarta - Manchester City datang ke markas Swansea City, Liberty Stadion, dengan semangat tinggi. Di stadion inilah, Kamis dinihari WIB, pasukan Josep Guardiola itu bisa mencetak sejarah baru di Liga Inggris, yakni menjadi tim pertama yang meraih 15 kemenangan beruntun dalam satu musim kompetisi.
Rekor itu tidak mustahil terjadi. Sebab, lawan yang dihadapi adalah tuan rumah Swansea City, yang secara statistik kekuatannya jauh di bawah The Citizens. Pelatih Swansea, Paul Clement, pun mengakui bahwa calon lawan pasukannya itu adalah tim terhebat saat ini. "Untuk bisa mengalahkan mereka, pertahanan kami harus sangat solid," ucap Clement.
Masalahnya, lini belakang The Swans adalah salah satu yang paling rapuh di Liga Inggris musim ini. Lihat saja, dari 16 laga yang sudah dijalani, gawang Swansea telah kebobolan 18 kali. Mereka pun 10 kali menderita kekalahan. Itulah sebabnya Clement akan mencoba merapatkan barisan belakang. Formasi 4-5-1 pun dipilih pelatih 45 tahun itu.
Taktik bertahan penuh saat menghadapi Manchester City pernah diterapkan Clement musim lalu di Etihad Stadion. Hasilnya, Swansea sempat membuat para pemain City dilingkupi frustrasi. "Tekanan mereka bertubi-tubi, tapi kami hanya kemasukan satu gol pada babak pertama. Kami sempat membalas dengan satu gol, tapi akhirnya mereka menang juga," ujar Clement.
Selain merapatkan lini belakang, mencuri angka melalui serangan balik akan diupayakan tim penghuni peringkat kedua dari bawah klasemen sementara Liga Primer Inggris itu. "Mungkin penguasaan bola akan lebih banyak mereka dapatkan. Tapi, sekali bola kami peroleh, akan kami manfaatkan untuk mengejutkan mereka," kata Clement.
Adalah striker Wilfried Bony yang bakal dipercaya untuk menggedor jantung pertahanan bekas klubnya itu. Untuk pertama kalinya Bony akan menghadapi mantan rekan-rekan seperjuangannya tersebut setelah meninggalkan City dengan mahar Rp 218 miliar pada Agustus lalu. "Motivasinya untuk bermain sangat tinggi, 11 dari 10," ujar Clement.
Motivasi untuk menang tentu bukan semata milik pemain 29 tahun berkebangsaan Pantai Gading itu. Motivasi semua pemain The Citizens untuk meraih poin penuh jelas lebih tinggi. Apalagi setelah membungkam musuh sekota, Manchester United, dengan skor 2-1 dalam laga Ahad lalu, Manchester City berpeluang meraih 15 kemenangan tanpa putus.
Kemenangan atas MU sebetulnya sudah menjadi rekor baru bagi City. Rekor 14 kemenangan beruntun itu menyamai catatan yang dibuat Arsenal pada musim kompetisi 2001/2002. Bedanya, Arsenal meraih kemenangan tanpa putus dalam dua musim. Artinya, ada jeda di antara sederet kemenangan itu. Sedangkan City meraihnya langsung dalam satu musim.
Meski begitu, Manajer City, Josep Guardiola, tak mau terbuai oleh semua rekor tersebut. Menurut pelatih 46 tahun berpaspor Spanyol itu, masih terdapat 22 pertandingan di Liga Primer Inggris pada musim ini yang harus diselesaikan. Itulah yang akan menjadi fokus utama The Citizens.
"Swansea tentu akan tampil tanpa beban dalam pertandingan ini. Apalagi mereka sedang berjuang untuk lolos dari zona degradasi," kata Guardiola. "Kemenangan atas (Manchester) United membuat kepercayaan diri kami meningkat. Tapi melawan Swansea di kandang mereka pada musim dingin seperti ini tak akan mudah."
Manchester City sebaiknya memang tak gegabah, apalagi meremehkan lawan meski berkualitas jauh di bawah mereka. Perlu dicatat, tuan rumah baru saja memetik kemenangan 1-0 atas West Bromwich Albion pada Sabtu pekan lalu. Tentu kemenangan ketiga pada musim ini tersebut menjadi modal bagus bagi Swansea untuk tampil apik di hadapan publik sendiri.
WHOSCORED | EUROSPORT | SOCCERNET | FIRMAN ATMAKUSUMA