TEMPO.CO, Jakarta - Barcelona baru saja merampungkan transfer bek Yerry Mina dari klub Brasil, Palmeiras, pada Kamis kemarin 11 Januari 2018. Pemain berusia 23 tahun itu diboyong dengan mahar 11,8 juta euro atau sekitar Rp 213 miliar.
Mina mencatatkan diri sebagai pemain Kolombia pertama yang pernah bermain untuk Barcelona. Dia pun digadang-gadang akan menggantikan Javier Mascherano yang kabarnya akan hengkang ke Liga Cina.
Siapa Yerry Mina sebenarnya? Apa yang membuat dia layak berseragam Barcelona?
Lahir di kota kecil Guachene, Kolombia, Mina lahir dari keluarga yang sangat miskin. Sejak kecil dia sudah bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya. Mina kecil bekerja sebagai kuli di toko dan pasar setempat.
Sama seperti anak laki-laki pada umumnya, Mina kecil sangat gemar bermain sepak bola. Apalagi ayahnya, Jose Eulises, pernah berkarir sebagai penjaga gawang untuk klub Kolombia Millonarios dan klub Brasil Santa Fe. Namun karir sang ayah tak cemerlang. Hal itu membuat Jose tak menyarankan Mina menjadi seorang pesepakbola jika beranjak dewasa.
Meskipun sang ayah tak menyarankannya menekuni sepak bola, kecintaan Mina terhadap si kulit bundar membuatnya berkeras. Bersama teman-temannya, dia kerap menghabiskan waktu berjam-jam bermain bola di lapangan Guachene Sport Centre. Bertelanjang kaki demi untuk memenangkan minuman ringan yang menjadi taruhan mereka.
Suatu hari, kemampuan Mina menarik perhatian pemandu bakat dari dua klub besar Kolombia, America dan Deportivo Cali. Dia pun sempat menjalani uji coba di kedua klub itu sebelum akhirnya bergabung dengan klub Deportivo Pasto.
Di akademi Pasto Mina juga menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Pada usia 19 tahun dia pun mendapat kesempatan untuk bermain bersama tim senior. Namun awal karirnya dimulai bukan sebagai seorang bek tengah. Mina bermain sebagai seorang gelandang.
Melihat tingginya yang mencapai 1,95 meter, Pelatih Pasto Flabio Torres lantas menempatkan Mina sebagai bek tengah. Dia pun langsung menjadi salah satu andalan Pasto musim itu.
Semusim bersama tim senior, kemampuan Mina menarik klub terbesar Kolombia, Santa Fe, untuk merekrutnya. Bersama Santa Fe karir Mina semakin cemerlang. Dua setengah tahun di sana dia berhasil membawa Santa Fe meraih gelar juara Liga Kolombia dan sukses di Copa Sudamericana, setara dengan Liga Eropa.
Karirnya di Timnas Kolombia pun dimulai dengan memperkuat tim U-23. Mina berhasil membawa Kolombia lolos ke Olimpiade 2016 setelah menyingkirkan Amerika Serikat pada babak kualifikasi. Dia juga langsung menembus tim senior Kolombia di ajang Copa America Centenario.
Pada 2016 itu pula Mina hengkang ke Palmeiras. Dia langsung menjadi andalan Palmeiras dan membawa klub itu menjuarai Liga Brasil tahun itu. Dia juga terpilih sebagai bek terbaik Liga Brasil tahun itu.
Sebagai seorang bek, Mina disebut memiliki banyak kelebihan. Tak hanya bertubuh jangkung, dia juga sangat kuat dalam berduel dengan lawan. Tak seperti kebanyakan pemain bertubuh jangkung yang cenderung lambat, Mina memiliki kecepatan di atas rata-rata serta ketangkasan. Tak heran, dia memiliki kegemaran menari.
Secara psikologis, Mina juga disebut memiliki ketenangan saat menghadapi tekanan dari lawan. Dia juga cukup percaya diri untuk memperagakan kemampuan olah bolanya untuk membangun serangan dari lini belakang.
Hanya saja, dia disebut masih memiliki kelemahan dalam hal mengambil keputusan. Namun hal itu bisa dia pelajari dengan bermain bersama bek senior seperti Gerard Pique di Barcelona. Kemampuannya itu dianggap membuat dia bisa meraih sukses di Barcelona.
Jadi, kita lihat saja bagaimana performa Mina bersama Barcelona dalam beberapa pekan ke depan. Jika Javier Mascherano memang hengkang ke Cina, bukan tak mungkin Mina akan segera menjadi pilihan utama tim utama Ernesto Valverde.
SPORTKEEDA|TRANSFERMARKT