TEMPO.CO, Bandung - Pelatih Kepala PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman, mengungkapkan isi hatinya setelah anak asuhnya menekuk tim unggulan PSM Makassar dalam laga perdana grup A Piala Presiden 2018 pada Selasa malam, 16 Januari 2018, di Bandung.
Legimin Raharjo dan kawan-kawan menundukkan tim unggulan tersebut 2-1 di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung.
"Jujur, sebelum bertanding saya merasa sedikit tidak percaya diri," kata Djanur, sapaan Djadjang Nurdjaman, setelah laga.
Dia punya alasan mengapa berfikir seperti itu. "Karena pemain kami masih muda-muda."
Baca: Piala Presiden 2018: PSMS Medan Anggap Dirinya sebagai Underdog
Ternyata, PSMS Medan bertanding di luar dugaan Djanur. Bahkan, mencengangkan. "Bisa mengimbangi mereka saja saya sudah senang," ujar Djanur.
Sempat tertinggal melalui gol ujung tombak PSM, Guy Junior Ondoua, pada menit 19, skuad PSMS Medan berjulukan Ayam Kinantan berhasil menyamakan kedudukan pada menit 40 melalui sepakan Suhandi.
Memasuki babak kedua, PSMS dibombardir skuad asuhan Robert Rene Alberts. Namun, justru Antonio Putro Nurgoro berhasil membawa PSMS berbalik unggul 2-1 pada menit 67. Gol Antonio menjadi gol terakhir yang lahir dalam laga itu.
PSMS tim kuda hitam yang sama sekali tak dijagokan untuk bisa berbicara banyak di turnamen Piala Presiden 2018. Namun, mental bertanding Suhandi dan kawan-kawan yang tebal dan pantang menyerah mengukuhkan kalau bola itu bundar.
Djanur mengatakan, mental anak asuhnya memang cukup teruji dalam pertandingan itu. Dianggap sebelah mata oleh lawan-lawannya, Ayam Kinantan justru perlahan merangkak menjadi tim yang cukup disegani di Tanah Air.
"Saya sangat mengapresiasi kinerja anak-anak mayoritas pemain muda tapi tidak kalah mental disamping. Ini adalah langkah awal yang cukup bagus," tutur Djanur bangga seusai timnya melibas PSM Makassar.