TEMPO.CO, Surabaya - Presiden Klub Persebaya Surabaya Azrul Ananda sedih karena tidak bisa memenuhi keinginan suporter fanatik Persebaya (Bonek) mendatangkan Andik Vermansyah.
"Saya cukup sedih tidak bisa memenuhi keinginan suporter. Bagaimanapun, kami sudah berusaha," kata Azrul, saat jumpa pers sebelum laga Persebaya melawan Perseru Serui di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa malam, 23 Januari 2018.
Keputusan itu diumumkan Azrul melalui surat terbuka, Senin lalu. Dalam surat itu, Azrul mengklaim pihak Andik tidak bisa diajak berdiskusi dan selalu menekankan angka ketika proses negosiasi.
Tuduhan itu kemudian dibantah Andik. Menurut pemain tim nasional tersebut, ia memutuskan tidak bertemu karena telah memberikan penawaran harga ke Persebaya. "Itu saya lakukan tanpa agen. Tapi kubu Persebaya tidak pernah menyatakan berapa penawaran harganya dan malah mengajak bertemu."
Azrul menyayangkan sikap Andik yang memutuskan tidak mau bertemu dengan dirinya, manajer, dan tim pelatih untuk mendiskusikan nilai kontrak. "Yang saya sayangkan, mengapa tidak mau diskusi?" kata anak sulung Dahlan Iskan ini.
Padahal, kata dia, sambil bertemu bisa dilakukan pembicaraan lebih intens. Meski begitu, demi masa depan tim, Azrul harus mengambil keputusan cepat untuk fokus terhadap pembentukan tim. "Mungkin kami belum berjodoh," katanya.
Azrul menyangkal Persebaya tidak menanggapi tawaran Andik Vermansyah. Menurut dia, manajemen dan pihak Andik pernah bersepakat ihwal nilai kontrak ketika Andik masih di Selangor FA. Dia menyebut angka Rp 5 miliar untuk tiga musim. "Saat itu Andik dalam kondisi cedera."
Dia meminta maaf jika surat terbuka yang ditulisnya itu menuai pro-kontra di kalangan Bonek. Azrul menganggap kritik Bonek sebagai wujud kecintaan Bonek terhadap klub kebanggaannya. "Tugas manajemen membuat klub lebih baik," katanya.