TEMPO.CO, Jakarta - Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) disebut meragukan laporan keuangan yang diberikan oleh klub Paris Saint-Germain (PSG) terkait dengan pemasukan mereka dari sponsor. Masalah ini terkuak setelah PSG musim ini secara mengejutkan memecahkan rekor transfer pemain termahal di dunia saat memboyong Neymar dari Barcelona.
Media Prancis Journal Du Dimanche, seperti dikutip oleh media Spanyol AS, menyebutkan bahwa UEFA telah menerima laporan dari auditor di luar badan mereka terkait kontrak PSG dengan 4 sponsor asal Qatar (Ooredoo, QNB, beIn dan QTA).
Laporan tersebut menyebutkan adanya perbedaan antara nilai kontrak yang dilaporkan oleh PSG dengan nilai sebenarnya. Meskipun tak menyebutkan berapa nilai penggelembungan dana sponsor tersebut, PSG dicurigai melakukan hal itu agar mereka dapat melakukan transfer Neymar dari Barcelona yang nilainya mencapai 222 juta euro atau sekitar Rp 2,6 triliun pada bursa transfer musim panas lalu.
Praktek penggelembungan nilai kontrak seperti itu memang tak asing bagi PSG. Pada 2014 lalu, mereka disebut juga melakukan hal serupa.
Saat itu PSG menyebutkan bahwa mereka mendapatkan sponsor senilai 200 juta euro dari Qatar Tourism Authority. Namun setelah pemeriksaan oleh UEFA diketahu bahwa kontrak tersebut hanya senilai 100 juta euro. Alhasil klub asal Paris tersebut pun mendapatkan denda senilai 60 juta euro.
Pemeriksaan UEFA terhadap keuangan PSG sendiri disebut akan berakhir pada Maret mendatang. Bukan tak mungkin mereka akan mendapatkan sanksi seperti 2014 lalu karena melanggar prinsip Financial Fair Play yang ditetapkan oleh UEFA.
AS