TEMPO.CO, Jakarta - Tim-tim dengan nama besar dari era kompetisi Perserikatan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sampai Liga Indonesia bakal menyemarakkan babak 8 Besar Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, 3-4 Februari mendatang.
Tim terakhir yang maju babak 8 besar adalah Arema FC setelah bermain 0-0 melawan Bhayangkara FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Selasa malam, 30 Januari 2018.
Arema adalah salah satu pionir berdirinya Liga Sepak Bola Utama (Galatama) pada 1979. Ini rintisan kompetisi semiprofesional pertama yang diadakan setelah periode Kompetisi Perserikatan PSSI.
Tim 8 besar Piala Presiden 2018 lain yang memiliki kedekatan dengan Galatama -sampai kompetisi ini dan kompetisi perserikatan dilebur menjadi Liga Indonesia sejak 1994- adalah Mitra Kutai Kartanegara. Asal klub yang sering dipanggil Mitra Kukar ini adalah teman seperjuangan Arema pada era Galatama, yaitu Niac Mitra dari Surabaya.
Sedangkan Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan PSMS Medan adalah nama-nama tim legendaris pada era kompetisi perserikatan. Persebaya dan Persija pun pernah menjadi juara dalam era Liga Indonesia sampai kompetisi itu dihentikan dengan nama Liga Super Indonesia pada 2015.
PSMS lama tenggelam sebelum bangkit dan kini meraih tiket promosi dari Liga 2 ke Liga 1 2018. Persebaya malah memenangi Liga 2 itu tahun lalu dan bakal kembali ke puncak orbit sepak bola nasional di Liga 1 tahun ini.
Sedangkan Sriwijaya FC tampil konsisten selama berkecimpung di Liga Indonesia dan Liga Super Indonesia sampai tampil di Liga 1 musim lalu. Adapun Madura United adalah kekuatan baru di divisi tertinggi kompetisi sepak bola nasional sekarang. Demikian juga dengan Bali United.
Dengan sistem gugur pada putaran delapan besar di Stadion Manahan, Solo, ini, hasil undian akan sangat menentukan.
Tapi, bertemu atau tidak, tim-tim yang selama ini terkenal memiliki pendukung setia seperti Bonek untuk Persebaya, Aremania, dan The Jak Mania Persija diperkirakan akan menjadi perhatian tersendiri.
Terutama karena faktor kedekatan jarak antara Solo, Surabaya, dan Malang, para pendukung Persebaya dan Arema FC berpeluang “membanjiri” Solo dan sekitarnya. Kedua suporter ini memiliki sisa sejarah konflik yang tinggi pada masa lalu sehingga perlu diantipasi pihak keamanan.
Di luar urusan konflik itu, kehadiran Bonek, Aremania, The Jak, dan suporter lain akan menambah kesemarakan dan keseruan perhelatan sepak bola nasional ini.
HARI PRASETYO