TEMPO.CO, Jakarta - Mauricio Pochettino, Manajer Tottenham Hotspur, khawatir kecenderungan sepak bola Inggris melakukan analisis berlebihan dan tinjauan mendalam terhadap isu-isu kecil seperti diving pelan-pelan akan membunuh permainan.
Tindakan diving adalah taktik seorang pemain di dalam kotak penalti lawan untuk memperlihatkan kepada wasit bahwa ia benar-benar dijatuhkan lawan secara kasar sehingga mendapat hadiah penalti.
Pochettino berbicara hal itu setelah pemainnya, Dele Alli, mendapat kartu kuning setelah melakukan diving saat menghadapi Liverpool pada Minggu, 4 Februari 2018. Pertandingan itu berakhir imbang 2-2.
Pertandingan itu berjalan seru, menegangkan, dan diwarnai dua kali keputusan penalti dari wasit. Manajer Liverpool Juergen Klopp mengungkapkan kegusarannya akan hukuman penalti yang diterima timnya kepada media massa seusai pertandingan. Adapun bek Liverpool, Virgil van Dijk, menilai lawannya, penyerang Harry Kane, melakukan diving untuk mendapatkan penalti.
Melihat kejadian itu, Pochettino mengungkapkan keyakinannya bahwa suasana kepanikan moral secara keseluruhan—melebihi apa yang digambarkannya sebagai rincian minimal—berisiko mencekik ekspresi alami sepak bola.
Pochettino juga mengkritik keras penggunaan teknologi video sebagai alat bantu buat wasit untuk mengambil keputusan. Ia berujar, kesalahan manusiawi seorang wasit adalah bagian yang melekat dalam sebuah permainan.
Pelatih asal Argentina itu juga menegaskan, tindakan pelanggaran yang dilakukan seorang pemain di lapangan dan kemudian mendapat hukuman dari wasit adalah hanya sekadar taktik olahraga. “Tidak lebih dari itu dan jangan berpikir berlebihan tentang suatu tindakan yang menyeramkan. Sepak bola adalah tentang usaha untuk memperdayai lawanmu,” kata Pochettino.
Manajer Tottenham menjelaskan, pada masa lalu, saat ia bermain di klub Newell’s Old Boys dan Estudiantes di Argentina, kemampuan untuk melakukan diving sehingga mendapat hadiah penalti adalah sebuah keterampilan yang diasah dalam sesi latihan.
Pochettino juga menyindir standar moral sepak bola Liga Inggris yang tampak dalam perdebatan soal sejumlah tindakan pelanggaran di liganya. Ia mengingatkan, bintang lini depan tim nasional Inggris pada Piala Dunia 2002, Michael Owen, juga melakukan tindakan diving yang membuat Argentina tersingkir pada babak knockout.
INDEPENDENT | GUARDIAN | HARI PRASETYO