TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih asal Argentina, Diego Simeone, akan beraksi dalam laga Barcelona Vs Atletico Madrid nanti malam, Minggu 4 Maret 2018.
Sepak bola adalah bagaimana caranya memperdayai lawan di lapangan agar tim sang musuh itu kalah. Diego Simeone dan Maurico Pochettino, sesama mantan pemain dan kini pelatih asal Argentina, meyakini hal itu.
Pochettino bercerita sewaktu menjadi pemain di Argentina, ia berlatih berhari-hari untuk bisa andal melakukan diving. Ini acting alias pemeranan yang paling meyakinkan agar terkesan terjatuh di kotak penalti lawan karena diganjal lawan secara kasar.
Pada Piala Dunia 1998, gelandang tim Argentina, Simeone, tampak tumbang sambil mengerang kesakitan karena ditendang ikon Inggris, David Beckham. Diving Simeone berhasil. Beckham kena kartu merah dan diusir dari lapangan.
Simeone, dengan “warisan” sepak bola Argentina yang banyak akal itulah, yang malam ini, Minggu 4 Maret 2018, memimpin Atletico Madrid untuk mengusik ketenangan sang primadona Liga Spanyol, Barcelona, di stadion kebanggaan mereka, Camp Nou.
Dari unggul jauh di puncak klasemen Liga Spanyol, kini Barcelona hanya terpaut lima poin dari Atletico Madrid pada 12 pertandingan terakhir.
Di tengah dominasi Barcelona dan Rel Madrid di Liga Spanyol, buat kebanyakan klub lain bisa memenangi La Liga adalah seperti sebuah mimpi. Tapi, hal itu tidak berlaku buat Simeone.
Mantan pemain gelandang berusia 47 tahun itu membawa Atletico menjadikan mimpi itu menjadi nyata. Pada musim 2013-14, Siemone mendobrak dua besar tersebut dengan mengantarkan Atletico memenangi liga. Sekarang, ia semakin dekat mengubah mimpi menjadi kenyataan, yaitu mendongkel Barcelona yang sejak pertengahan musim ini seperti tak bisa dilewati lagi.
Bisa menang di Camp Nou akan mengubah peta persaingan La Liga musim ini dalam sekejap. “Kami selalu berkompetisi an akan akan berkompetisi lagi pada hari Minggu,” kata Simeone dalam konferensi pers menjelang pertandingan.
Rabul lalu, Atletico Madrid mengalahkan Leganes 4-0 melalui gol yang diborong penyerang asal Prancis, Antoine Griezmann. Keesokan hari, Barcelona beruntung memiliki Lionel Messi sehingga bisa memaksakan hasil imbang 1-1 di kandag Las Palmas.
Simone memuji pelatih Barcelona sekarang, Ernesto Valverde, yang membuat tim dari wilayah Catalan itu justru lebih kuat setelah ditinggalkan Neymar tahun lalu. “Barcelona bisa juga bermain 4-4-2 dan ia membawa tim itu tak terkalahkan di liga (musim ini),” kata Simeone tentang Valverde. Adapun Barca biasanya bermain dengan formasi 4-3-3.
“Kami akan bermain melawan sebuah tim yang tampil fantastis musim ini. Pertandingan melawan mereka akan selalu ditentukan detail-detail kecil,” ujar Simeone.
Lionel Messi dan Antoine Griezmann bisa menjadi detail-detail kecil yang mengubah keseluruhan situasi pertandingan. “Punya seorang pemain sepak bola seperti Lionel, tidak perlu strategi lagi,” kata Simeone lagi.
Memang sulit menghentikan Messi. Tapi, sebagai sesama orang Argentina dan senior dari ikon Barcelona itu, Diego Simeone sudah sarat pengalaman tentang bagaimana memperdayai lawan agar kalah.