TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, tidak senang dengan reaksi Mohamed Salah dan Jamie Vardy tentang tuntutan Kane kepada panitia Liga Inggris soal pencetak gol kedua Tottenham ke gawang Stoke City. Kekecewaan Kane tersebut diungkapkan Manajer Tottenham Mauricio Pochettino.
Baca: Liga Inggris, Kane Dinyatakan Cetak Gol Saat Tottenham Vs Stoke
Semula, pemain gelandang Tottenham, Christian Eriksen, yang dinyatakan sebagai pencetak gol kedua timnya melawan Stoke dalam pertandingan Liga Primer Inggris, Sabtu, 7 April 2018.
Tapi, menurut Kane, dialah yang terakhir menyentuh bola sebelum gol kedua Tottenham itu terjadi. Meski, dalam rekaman terjadinya gol itu, tak tampak secara jelas bahwa penyerang tim nasional Inggris itu yang melakukannya.
Tottenham dan Kane kemudian mengajukan banding kepada pengurus Liga Primer itu dan diterima. Kane dinyatakan sebagai pencetak gol kedua Spurs ke gawang Stoke, bukan Eriksen.
Dengan konfirmasi dari panitia Liga Primer pada Rabu, 11 April 2018, jumlah gol yang dicetak Kane sekarang menjadi 25 gol, hanya ketinggalan empat gol oleh pemimpin daftar pencetak gol terbanyak di liga, Salah.
Menanggapi berita tersebut, Salah membuat unggahan di akun media sosial Twitter miliknya yang bernada mempertanyakan dan mengejek keabsahan pengajuan tuntutan Kane itu. “Woooooow betul?” kata Salah. Rekan-rekan Salah di Liverpool juga dikabarkan mengejek keputusan panitia Liga Primer soal gol Kane tersebut.
Penyerang Leicester City, Jamie Vardy, yang sudah mencetak 16 gol di Liga Primer musim ini, juga mempertanyakan keputusan pengesahan gol atas nama Kane itu.
“Tentu saja ia (Kane) tidak pernah berpikir situasi ini akan berlanjut ke hal-hal besar ketika dia begitu sangat yakin menyentuh bola,” ucap Pochettino.
“Adalah wajar dia cukup kecewa (dengan reaksi tersebut), karena tentu saja Harry Kane dan semua pemain memiliki Twitter, Instagram, semuanya.”
Baca: Undian Liga Champions: Liverpool Pilih Roma, Hindari Real Madrid
“Suporter Tottenham akan mendukung Harry Kane, tapi suporter lain akan ‘mematikannya’. Ia kecewa karena tidak pernah menginginkan menciptakan situasi seperti itu,” tutur pelatih dari Argentina tersebut.
METRO.CO.UK | ESPN