TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool akan menjamu AS Roma di Anfield dalam laga pertama semifinal Liga Champions, Rabu dinihari WIB, 25 April 2018. Pertandingan akan berlangsung mulai 01.45 WIB dan disiarkan SCTV.
Kedua tim sebelumnya pernah bertemu lima kali. Liverpool dua kali menang dan mencetak lima gol. Sedangkan Roma baru sekali menang dan mengumpulkan dua gol.
Baca: Pele Dukung Liverpool Juarai Liga Champions Musim Ini
Seperti apa kekuatan kedua tim? Berikut perbandingan dari beberapa aspek:
Liverpool
Cara mereka sampai ke semifinal:
Mereka memulai dari babak play-off. Bermain 10 kali, mereka menang enam kali dan seri empat kali. Di babak 16 besar mereka menyingkirkan FC Porto (5-0 dan 0-0). Sedangkan di perempat final mereka membuat kejutan dengan menjungkalkan tim Inggris lain, Manchester City (3-0 dan 2-1).
Perkiraan starter:
Karius; Alexander-Arnold, Lovren, Van Dijk, Robertson; Oxlade-Chamberlain, Henderson, Milner; Mané, Firmino, Salah.
Baca: Liga Champions: Bayern Vs Real Madrid, 7 Perbandingan Menarik
Gaya bermain
Selalu mengandalkan gaya menekan dan kelebihan fisik. Serangan sayap yang tanpa kenal lelah dan lini tengah yang kuat menyokong trio penyerang yang tajam.
Pelatih
Jurgen Klopp kerap disebut pelatih dengan gaya "heavy metal". Selain gaya bermain timnya yang bertenaga, di pinggir lapangan ia juga kerap terlihat penuh emosi dan ekspresif. Pelatih 50 tahun itu pernah membawa Dortmund ke final tapi kalah oleh Bayern Munchen pada 2013.
Mengapa mereka bisa menang:
Mereka mampu menyingkirkan City yang lebih diunggulkan. Ketajaman di lini depan juga didukung lini pertahanan yang solid. Tim asuhan Klopp ini kian matang dan kian siap bersaing.
Baca: Ini Kunci Liverpool Untuk Maju ke Babak Final Liga Champions
Kelemahan:
Kerap tergoda memainkan gaya yang mengandalkan bola-bola panjang. Di hari buruknya, mereka juga bisa kebobolan banyak gol. Dinilai perlu lebih membiasakan diri dengan gaya penguasaan bola.
Fakta penting:
Liverpool mencetak 300 gol di bawah Klopp, termasuk 121 gol di berbagai kompetisi musim ini. Trio penyerangnya--Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane--sudah mengumpulkan 82 gol.
AS Roma
Cara mereka ke semifinal:
Mereka bermain 10 kali, menang lima kali dan kalah 3 kali dengan koleksi gol 15-12. Di babak grup jadi juara. Pada babak 16 besar menyingkirkan Shakthar (kalah 2-1, menang 1-0, lolos berkat gol tandang). Sedangkan di babak perempat final mereka mendepak Barcelona (kalah 4-1 dan menang 3-1).
Perkiraan starter:
Alisson Becker; Florenzi, Manolas, Fazio, Kolarov; Strootman, De Rossi, Nainggolan; Cengiz Under, Dzeko, Perotti.
Baca: Liga Champions, Klopp Harapkan 'Neraka' Anfield Untuk AS Roma
Gaya bermain:
Condong memilih gaya menyerang ketimbang bertahan. Bek sayapnya agresif dan kerap membantu mengirimkan bola pada Edin Dzeko, yang jadi andalan di lini depan. Bila taktik ini gagal, Cengiz Under dan Diego Perotti biasanya mencari alternatif dengan menusuk dari tengah.
Pelatih
Eusebio Di Francesco dianggap sebagai gabungan Zdenek Zeman dan Fabio Capello. Ia adalah mantan gelandang tim ini dan sebelumnya mampu mengantar Sassuolo promosi ke Seri A dan ke Liga Eropa.
Mengapa mereka bisa menang:
Mereka dianggap tim under dog sehingga akan bisa tampil tanpa tekanan. Kemampuan mereka mengalahkan Chelsea dan Barcelona, serta menyingkirkan Atlético Madrid jadi bukti kekuatan mereka.
Baca: Liga Champions: Mohamed Salah Masih Cinta AS Roma
Kelemahan:
Meski jarang kebobolan di kandang, tapi mereka juga tak begitu banyak mengumpulkan gol. Sembilan dari 15 golnya tercipta dalam tiga laga melawan Chelsea dan Barcelona. Di Francesco mengakui, meningkatkan ketajaman menjadi pekerjaan rumah bagi timnya.
Fakta penting:
Roma jadi satu-satunya semifinalis yang belum pernah menjuarai Liga Champions. Real Madrid sudah 12 kali juara, sedangkan Bayern dan Liverpool sama-sama pernah lima kali juara. Roma juga baru tiga kali jadi juara Liga, jauh terpaut dari Madrid (33 kali), Bayern (28), dan Liverpool (18).
UEFA
Baca:
Hadapi Liverpool, Roma Ingin Ulang Keajaiban Seperti Saat Bungkam Barca
Liga Champions: Lawan Roma, Klopp Yakin Liverpool Tidak Tegang