TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan Liverpool melawan AS Roma pada pertandingan babak semifinal pertama Liga Champions Eropa di Stadion Anfield, Rabu dinihari nanti, 25 April 2018, memiliki nuansa istimewa.
Baca: Liga Champions: Liverpool Punya Rekor Bagus, AS Roma Sebaliknya
Di tengah arus besar sepak bola modern yang dibangun dengan kekuatan ekonomi, masih ada tempat buat keyakinan kepada kekuatan semangat juang yang bersandar kepada kebanggaan identitas klub masing-masing.
Kekuatan mental mengatasi kecanggihan teknik dari sekumpulan pemain hebat yang dihimpun dengan harga mahal.
Kekuatan itulah yang mendorong lahirnya keyakinan buat AS Roma dan Liverpool mengalahkan dua tim favorit musim ini, Barcelona dan Manchester City.
“Banyak orang berharap pertandingan semifinal menghadirkan pertemuan Barcelona melawan Manchester City,” kata manajer Liverpool, Jurgen Klopp seperti yang dikutip koran Independent.
“Saya naik tangga di (stadion kandang) Machester City dan seseorang bilang kepada saya bahwa Roma menang 3-0 (melawan Barcelona pada perempat final kedua). Saya jawab, itu tidak mungkin karena mereka melawan Barcelona. Tapi, saya suka permainan sepak bola ini karena hal-hal seperti itu,” Klopp melanjutkan.
AS Roma dan Liverpool juga sama-sama bukan tim yang sedang memimpin di liganya masing-masing. Manchester City malah sudah memastikan gelarnya di Liga Primer Inggris dan meninggalkan Liverpool yang saat ini masi berjuang di peringkat kedua sampai keempat.
Adapun AS Roma juga masih berada di belakang Juventus dan Napoli di Seri A Liga Italia.
Pertemuan mereka menghadirkan sebuah partai semifinal Liga Champions pertama sejak 2011 yang tidak melibatkan salah satu dari Barcelona, Real Madrid, Bayern Munchen, dan Juventus atau Atletico Madrid.
Semuanya di Liverpool saat ini bicara tentang musim 2004-05 ketika Steven Gerrard dan kawan-kawan di bawah asuhan manajer asal Spanyol, Rafael Benitez, memenangi Liga Champions dengan mengalahkan wakil Italia, AC Milan, di final.
Kekuatan dukungan suporter Liverpool di Anfield tak bisa diabaikan. Merekalah faktor nonteknis yang sangat berperanan membuat Manchester City takluk 0-3 di sana pada perempat final pertama.
Itulah yang akan dihadapi Roma dinihari. Tapi, sebaliknya Liverpool juga akan menghadapi situasi yang sama di Stadio Olimpico kelak pada semifinal kedua.
Stadion Olimpiade di ibukota Italia itu yang menyaksikan tersungkurnya Barcelona 0-3 setelah klub raksasa Liga Spanyol itu begitu digdaya di Camp Nou dengan menang 4-1.
Baca: Jadwal Siaran Langsung Semifinal Liga Champions
Baik Klopp maupun manajer AS Roma sekarang, Eusebio Di Francesco, telah memanfaatkan dengan sangat baik tradisi kebanggaan dan loyalitas kepada masing-masing klub itu dengan sentuhan teknik kepelatihan mereka.