TEMPO.CO, Solos - Jafri Sastra, 52 tahun, menjalani awal musim Liga 2 yang unik. Dalam dua laga beruntun, ia harus menghadapi tim yang pernah dilatihnya.
Pada laga perdana, pelatih Persis Solo itu menghadapi Semen Padang FC, Senin lalu. Ia mampu memimpin tim barunya mengalahkan tim lamanya 3-0.
Kini, dalam laga kedua, giliran mantan tim lainnya yang ia hadapi, yakni PSPS Riau. Pertandingan akan kembali digelar di Stadion Manahan, Kota Solo, Ahad, 29 April 2018.
Jafri menegaskan, kedekatannya dengan tim lawan tidak serta-merta membawa banyak keuntungan bagi Persis Solo. Meski sekitar 80 persen materi tim PSPS sekarang masih sama dengan saat dia menjadi pelatihnya, ia yakin tampilannya akan jauh berbeda dibanding dengan musim lalu.
"PSPS musim ini tentu berbeda karena berganti pelatih. Saya hanya menangani tim tersebut selama 27 hari. Jadi saya pikir itu bukan sebuah keuntungan bagi Persis," ucap Jafri saat konferensi pers di ruang VIP Stadion Manahan, Sabtu, 28 April 2018.
Kendati tim asuhannya tampil gemilang saat menundukkan Semen Padang, Jafri tidak memandang PSPS dengan sebelah mata. Untuk meraih skor penuh dalam pertandingan melawan PSPS, para pemain tim berjulukan Laskar Sambernyawa itu tidak banyak membuang waktu untuk euforia.
"Satu hari setelah bertanding melawan Semen Padang, kami langsung mengoptimalkan waktu untuk latihan. Tim kami saat ini dalam kondisi baik. Kami siap tempur," ujar mantan pelatih Mitra Kukar itu.
Secara terpisah, pelatih PSPS, Hendri Susilo, juga mengaku tidak terbebani meski ada sejumlah pemain di timnya yang merupakan hasil rekrutan Jafri. Senada dengan Jafri, Hendri menilai Persis tidak akan mendapat banyak keuntungan meski mengenal materi timnya.
"Tidak ada strategi spesial (dalam melawan Persis). Pemain kami akan tampil seperti saat mengalahkan PSIR Rembang dengan skor 1-0 pada laga pembuka," tutur Hendri saat konferensi pers.
Hendri mengatakan timnya berangkat ke Solo dengan membawa 15 pemain yang semuanya dalam kondisi prima dan bersemangat untuk mencuri poin penuh di kandang lawan. "Pressure suporter tidak kami perhitungkan, karena kami tim yang profesional. Intinya, nothing to lose, kerja keras, dan hadapi dengan sepenuh hati. Di sepak bola, tidak ada yang tidak mungkin," kata Hendri disinggung ihwal tingginya tekanan suporter dari tim lawan saat berlaga tandang (away).
DINDA LEO LISTY