TEMPO.CO, Bandung - Asisten Pelatih Persib Bandung Fernando Soler menyambut baik pengunduran jadwal pertandingan Persib lawan Persebaya Surabaya. Pertandingan yang semula akan digelar di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu, 19 Mei 2018 itu, terpaksa diundur lantaran terjadinya teror bom di Surabaya, Minggu 13 Mei 2018.
Operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB) menilai keamanan di Surabaya belum kondusif seusai serangan bom bunuh diri yang menimpa tiga gereja di lokasi berbeda di Surabaya pada Minggu, 13 Mei 2018.
"Saya pikir lebih bagus mundur pertandingan lawan Persebaya, semua harus kasih tahu negara lain masalah ini karena ini bukan pertama kali (terjadi aksi teror), mau sampai kapan," ujar Soler seusai latihan rutin di lapangan Arcamanik, Kota Bandung, Senin, 14 Mei 2018.
Bahkan, kata dia, seluruh pertandingan Liga 1 pada pekan ke-9 seharusnya diundur terlebih dahulu sebagai bentuk empati terhadap korban serangan teror yang menimpa warga Surabaya.
"Lebih bagus diundur, bukan untuk kita karena kita sudah siap. Ini harus mundur semua pertandingan, mundur karena itu bukan pribadi, ini keputusan semua di Indonesia bukan cuma satu pertandingan saja," katanya.
Asisten pelatih berpaspor Argentina itu mengaku prihatin dengan kejadian teror ini. Soler memang bukan muka baru di kancah sepak bola Tanah Air. Sebelum menjadi Asisten Pelatih, dia sudah kenyang berkarir di lapangan hijau sebagai pemain. Salah satu klub yang sempat dibela Soler ialah Persebaya.
"Ini saya dengar dan ini (kejadian teror) dekat, saya pernah tinggal di Surabaya dulu. Ini kasihan (korban teror) kejadian teror terjadi di mana-mana, pernah di Jakarta, Bali, sekarang Surabaya, ini kita harus respek, bukan hanya satu tim (yang diundur)," katanya.
Sebanyak 3 gereja terkena imbas aksi bom bunuh diri yang dilakukan teroris dalam kurun waktu berdekatan di Surabaya. Selain Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, serangan bom bunuh diri pun terjadi di Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuno, dan GKI di Jalan Diponegoro, Surabaya.