TEMPO.CO, Jakarta - Unai Emery sudah resmi diumumkan sebagai pelatih baru Arsenal. Ia menggantikan Arsene Wenger yang memilih lengser akhir musim ini.
Nama Emery sebelumnya dianggap kalah kuat ketimbang mantan pemain klub itu, Mikel Arteta. Lalu kenapa, mantan pelatih Sevilla dan dan Paris Saint-Germain ini yang akhirnya dipilih? Menurut The Sun, selain rekam jejak prestainya yang bagus, hal itu tak lepas keterpesonaan para petinggi Arsenal saat mendengar proposal pelatih ini.
Kepala eksekutif Arsenal, Ivan Gazidis, bersama dengan kepala hubungan sepak bola Raul Sanllehi dan kepala perekrutan Sven Mislintat, disebutkan terpukau oleh analisis Emery saat membicarakan pemain Arsenal.
Seorang sumber di Arsenal mengatakan, “Dia tahu lebih banyak tentang skuad Arsenal dan setiap detail yang relevan tentang jalur karier dan sejarah cedera mereka daripada orang-orang yang telah berada di klub selama bertahun-tahun. Mereka tidak tahu di mana dia mengumpulkan informasi itu tetapi mereka terpesona oleh visi yang dia sampaikan."
Emery disebutkan berencana membangin tim dengan berfokus pada dua pemain, yakni Pierre-Emerick Aubameyang dan Aaron Ramsey.
Ramsey hanya memiliki satu tahun tersisa di kontraknya saat ini, tetapi Emery ingin membangun tim di sekitarnya di lini tengah. Emery akan segera membahas situasi kontrak Ramsey, yang dikabarkan diincar Manchester United dan Juventus.
Rencana itu bisa jadi masalah bagi bintang Jerman Mesut Ozil. Di bawah Wenger, Ozil menjadi jimat lini tengah tim. Karena itu petinggi klub pun tak segan memberinya kontrak baru pada Januari lalu, dengan bayaran tertinggi di yakni mencapai 350 ribu pound sterling per minggu.
Unai Emery juga melihat Aubameyang sebagai pemain yang bisa sangat berperan di lini depan Arsenal. Salah satu problem bagi pelatih baru ini adalah bagaimana mengintegrasikan mantan pemain Dortmund itu dengan Alexandre Lacazette.
Unai Emery adalah pelatih Spanyol berusia 46 tahun. Sebelumnya ia pernah melatih Valencia, Spartak Moscow, Sevilla, dan PSG. Ia antara lain sukses mengantar Sevilla menjuarai Liga Eropa tiga kali dan menjadi runner-up Copa del Rey. Sedangkan di PSG ia mempersemabahkan gelar Liga Prancis, dua gelar Piala Prancis, dan 2 Piala Prancis.
EXPRESS | THE SUN