TEMPO.CO, Jakarta - Pemain AS Roma, Cengiz Under, meyakini bahwa Liverpool seharusnya tidak berada di final Liga Champions. Pemain sayap itu menyatakan Liverpool bisa mencapai laga final karena buruknya kepemimpinan wasit yang memimpin pertandingan AS Roma kontra Liverpool pada laga leg kedua.
Liverpool memiliki kesempatan memenangi trofi liga Champions keenam kalinya. Klub itu akan menghadapi raksasa Spanyol, Real Madrid, di Olimpiyskiy Stadium, Kiev, Ukraina, Sabtu, 26 Mei 2018.
Anak-anak asuhan Juergen Klopp melenggang ke final setelah mengalahkan Roma dengan agregat 7-6. Laga leg pertama dan kedua sama-sama berjalan dengan seru. Pada pertandingan leg pertama di Anfield, Liverpool menghancurkan Roma dengan skor 5-2. Di laga leg kedua, Roma menghajar Liverpool 4-2.
Di akhir pertandingan leg kedua, James Pallotta, yang merupakan pemilik Roma, sampai-sampai diancam didenda oleh UEFA. Ancaman itu didasarkan pada kritik keras Pallotta terhadap kepemimpinan wasit Damir Skomina beserta asisten-asistennya dalam pertandingan.
Kemarahan Pallotta ini berakar dari kejadian pada babak kedua saat Edin Dzeko—yang dari rekaman ulang terlihat dalam posisi onside—dilanggar secara keras oleh Loris Karius. Namun wasit menganggap Dzeko telah melewati garis offside dan handball oleh bek Liverpool, Trent Alexander-Arnold, di dalam kotak penaltinya.
Cengiz Under dalam wawancaranya dengan BeIN Sports Turkey pada Selasa malam, 22 Mei 2018, mengatakan kejadian tersebut merupakan faktor pembeda dalam hasil akhir pertandingan.
"Liverpool memulai dengan sangat baik (pada laga leg pertama). Klub itu dengan cepat unggul 2-0. Liverpool tak kenal lelah dan terus mencetak gol," kata gelandang Turki tersebut. “Setelah skor menjadi 5-0, semua kekhawatiran berada di pihak Roma. Namun para pemain Liverpool seperti kelelahan, sementara permainan masih berlangsung. Dalam 15 menit terakhir, kami menjadi dominan dan berhasil mencetak dua gol."
“Jika pertandingan berjalan lima menit lebih lama, kami bisa mencetak sepasang gol lagi. Di Roma, ada dua penalti yang seharusnya diberikan kepada kami. Saya tidak ingin mengkritik wasit, saya baru berusia 20 tahun, tapi itu benar. Saya seharusnya berada di Kiev hari ini. Wasit mengambil itu semua dari kami. Itu opini saya," ujarnya.
Sementara itu, beberapa pihak juga meyakini bahwa Roma pun mendapat keuntungan dari keputusan wasit dalam laga semifinal Liga Champions itu. Salah satunya gol dari titik penalti oleh Radja Nainggolan yang memicu banyak perdebatan.
LIVERPOOLECHO | EXPRESS | INDEPENDENT | RYAN DWIKY ANGGRIAWAN