TEMPO.CO, Jakarta - Sedingin wajah Zinedine Zidane ketika berada di tepi lapangan, sedingin itu pula hasil racikannya pada pertandingan final Liga Champions di Stadion Olimpiade Kiev, Ukraina, Minggu dinihari 27 Mei 2018.
Baca: Real Madrid Juara Liga Champions, Apa Komentar Zidane?
Zidane mampu menghadirkan pemain yang berfungsi seperti aktor teater yang masuk ke dalam panggung pertujukkan untuk mengubah suasana atau menaikkan tempo permainan.
Aktor itu adalah bintang dari Wales Gareth Bale, yang sebelum pertandingan final di Kiev terus-meneruskan diopinikan posisinya semakin dipinggirkan di Real Madrid.
Masuk pada menit ke-61 menggantikan Isco pada menit ke-61, pemain yang terkenal dengan kecepatannya seperti sprinter sejak di Tottenham Hotspur itu kemudian mencetak gol kedua dan ketiga Madrid yang menentukan.
Tendangan bicycle kick dari sekali sentuhan, yaitu jenis tendangan memanfaatkan kaki saat melompat, dari Bale pada menit ke-64 merupakan keahlian menciptakan unsur kejut atau unsur pendadakan seperti biasa yang dilakukan seorang sprinter.
Gol kedua Bale pada tujuh menit pertandingan tersisa memang dibantu oleh kecerobohan kiper Liverpool, Loris Karius, dalam menghadang bola. Tapi, peran tendangan jarak jauh Bale tak boleh dilupakan. Sejak di Tottenham, Bale punya keahlian dalam hal tembakan jarak jauh ini.
Zidane juga cerdik dalam mempertahahkan Karim Benzema sebagai penyerang starter untuk mendampingi Cristiano Ronaldo. Benzema tak selalu main bagus. Tapi, Zidane tahu juniornya di Prancis itu punya naluri tajam untuk memanfaatkan setiap kesalahan lawan di kotak penalti.
Kecekatan Benzema untuk memanfaatkan kesembronoan kiper Liverpool, Loris Karius, dalam melepaskan bola melalui lemparan bukan kali ini saja terjadi.
Zidane berjaya semasa menjadi pemain dan sekarang sebagai pelatih di Real Madrid. Tendangan akrobat Bale di Kiev mengingatkan pada tendangan salto Zidane ketika sebagai pemain membawa Madrid memenangi Liga Champions.
“Ini adalah klub legendaris. Ini adalah klub yang telah memenangi Kejuaraan Eropa 13 kali. Jadi saya bahagia menjadi bagian dari sejarah itu,” kata Zidane.
Baca: Liga Champions: Karim Benzema Jawab Kepercayaan Zidane
Apalagi, Zidane mengukir sejarah baru, yaitu pelatih pertama yang mampu membawa sebuah tim –dalam hal ini, Real Madrid- yang mampu mempertahankan gelarnya di Liga Champions dan kemudian memenanginya tiga kali beruntun.
INDEPENDENT | BBC | ESPN
Lihat juga video: Anak Muda Ini Membesarkan Startup Bernilai Triliunan r dari Garasi