TEMPO.CO, Jakarta - Bukan Radamel Falcao atau pun James Rodriguez, tetapi Yerry Mina yang merupakan bintang Timnas Kolombia di Piala Dunia 2018. Torehan tiga golnya membuat dia menjadi pemain Kolombia tersubur di turnamen empat tahunan tersebut.
Tak hanya itu, Mina juga berhasil menyamakan rekor bek tersubur di Piala Dunia yang dipegang oleh Paul Breitner, legenda Jerman Barat, sejak Piala Dunia 1974. Dia menjadi bek pertama sejak Breitner yang mampu mencetak tiga gol di satu Piala Dunia.
Perjalanan karir Yerry Mina sebagai pesepakbola bisa dibilang cukup berliku. Dia lahir dari keluarga miskin di kota kecil Guacheche, Kolombia, pada 23 September 1994. Kemiskinan keluarga Mina bahkan membuat dia sempat bekerja sebagai kuli di toko dan pasar setempat sejak kecil.
Sama seperti anak laki-laki pada umumnya, Mina kecil sangat gemar bermain sepak bola. Apalagi ayahnya, Jose Eulises, pernah berkarir sebagai penjaga gawang untuk klub Kolombia Millonarios dan Santa Fe. Namun karir sang ayah tak cemerlang. Hal itu membuat Jose tak menyarankan Mina menjadi seorang pesepakbola jika beranjak dewasa.
Meskipun sang ayah tak menyarankannya menekuni sepak bola, kecintaan Mina terhadap si kulit bundar membuatnya berkeras. Bersama teman-temannya, dia kerap menghabiskan waktu berjam-jam bermain bola di lapangan Guachene Sport Centre. Bertelanjang kaki demi untuk memenangkan minuman ringan yang menjadi taruhan mereka.
Suatu hari, kemampuan Mina menarik perhatian pemandu bakat dari dua klub besar Kolombia, America dan Deportivo Cali. Dia pun sempat menjalani uji coba di kedua klub itu sebelum akhirnya bergabung dengan klub Deportivo Pasto.
Di akademi Pasto Mina juga menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Pada usia 19 tahun dia pun mendapat kesempatan untuk bermain bersama tim senior. Namun awal karirnya dimulai bukan sebagai seorang bek tengah. Mina bermain sebagai seorang gelandang.
Melihat tingginya yang mencapai 1,95 meter, Pelatih Pasto Flabio Torres lantas menempatkan Yerry Mina sebagai bek tengah. Dia pun langsung menjadi salah satu andalan Pasto musim itu.
Semusim bersama tim senior, kemampuan Mina menarik klub terbesar Kolombia, Santa Fe, untuk merekrutnya. Bersama Santa Fe karir Mina semakin cemerlang. Dua setengah tahun di sana dia berhasil membawa Santa Fe meraih gelar juara Liga Kolombia dan sukses di Copa Sudamericana, setara dengan Liga Eropa.
Karirnya di Timnas Kolombia pun dimulai dengan memperkuat tim U-23. Yerry Mina berhasil membawa Kolombia lolos ke Olimpiade 2016 setelah menyingkirkan Amerika Serikat pada babak kualifikasi. Dia juga langsung menembus tim senior Kolombia di ajang Copa America Centenario.
Pada 2016 itu pula Mina hengkang ke Palmeiras. Sempat mengalami cedera di awal karirnya di Palmeiras, dia langsung menjadi andalan dan membawa klub itu menjuarai Liga Brasil tahun itu. Dia juga terpilih sebagai bek terbaik Liga Brasil tahun itu.
Penampilan apiknya bersama Palmeiras membuat Barcelona kepincut. La Blaugrana sebetulnya ingin merekrut Mina pada Januari 2017. Namun pemain dengan nama panjang Yerry Fernando Mina Gonzalez itu sempat mengalami cedera cukup parah dan membuat Barcelona sempat ragu apakah dia akan bisa kembali ke performanya semula.
Mina pun membuktikan bahwa dia bisa bangkit pada musim itu meskipun tak mampu memberikan gelar kepada Palmeiras. Akhirnya Barcelona merekrut Mina pada Januari 2018 lalu. Dia menjadi pemain Kolombia pertama yang menjadi pemain Barcelona.
Sebagai seorang bek, Mina disebut memiliki banyak kelebihan. Tak hanya bertubuh jangkung, dia juga sangat kuat dalam berduel dengan lawan. Tak heran jika dia kerap mencetak gol lewat skema bola-bola mati. Bersama Santa Fe, Mina menorehkan 7 gol dalam 67 laga, cukup banyak bagi seorang bek. Begitu juga ketika berseragam Palmeiras, Mina telah membukukan 6 gol dari 28 laga.
Tak hanya itu, Mina juga memiliki kecepatan di atas rata-rata serta kecepatan dalam menggerakan kaki yang mumpuni. Hal itu tak lepas dari kegemarannya dalam menari sejak kecil.
Secara psikologis, Mina juga disebut memiliki ketenangan saat menghadapi tekanan dari lawan. Dia juga cukup percaya diri untuk memperagakan kemampuan olah bolanya untuk membangun serangan dari lini belakang.
Hanya saja, dia disebut masih memiliki kelemahan dalam hal mengambil keputusan, maklum usianya masih cukup muda untuk seorang bek. Hal itu yang membuat Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde, masih meragukan Mina untuk mengawal lini belakang timnya.
Valverde lebih memilih duet Samuel Umtiti dan Gerard Pique sebagai penjaga di depan gawang Marc Andre ter-Stegen pada musim lalu. Musim lalu dia pun hanya bermain sebanyak 5 kali bersama Barcelona.
Sempat beredar kabar bahwa Barcelona akan melepas mina sebagai pemain pinjaman musim depan. Pasalnya, mereka juga harus mengosongkan jatah satu pemain non Uni Eropa karena ingin memboyong gelandang Brasil, Arthur.
Dengan torehan tiga golnya di Piala Dunia 2018, Yerry Mina pun seakan ingin menjawab keraguan Ernesto Valverde tersebut. Dia bisa menjadi jawaban bagi Barcelona yang dalam beberapa musim terakhir lemah dalam hal memanfaatkan situasi bola mati.
SPORTKEEDA| DAILY MAIL| BARCELONA