TEMPO.CO, Jakarta - Badan Sepak Bola Eropa, UEFA, mengeluarkan hukuman kepada suporter Red Star Belgrade untuk menghadiri laga di markas Liverpool dan Paris Saint-Germain pada ajang Liga Champions. Hukuman itu diberikan setelah mereka dinilai membuat kerusuhan pada babak play-off.
Melalui laman resminya, Badan Etik, Kontrol dan Disiplin UEFA mengumumkan Red Star Belgrade mendapatkan hukuman tak boleh didampingi suporternya pada dua laga tandang. UEFA juga memberikan denda kepada klub itu sebesar 30 ribu euro.
Hukuman itu merupakan buntut dari kerusuhan yang terjadi pada babak play-off di kandang Red Bull Salszburg beberapa waktu lalu. Saat itu suporter Red Star diangap melakukan empat pelanggaran sekaligus: Menyalakan kembang api, melakukan pengerusakan, melempar benda ke lapangan dan menyerbu lapangan.
UEFA juga memerintahkan kepada Red Star untuk membayar kerugian akibat kerusakan yang dibuat oleh suporter mereka kepada RB Salzburg. Pembayaran tersebut harus dilakukan maksimal 30 hari setelah keputusan itu dibuat.
Suporter Red Star membuat kerusuhan setelah klub mereka sempat tertinggal 2-0 pada laga kedua play-off tersebut. Mereka melakukan intimidasi terhadap RB Salszburg dengan melempar benda-benda ke dalam lapangan dan menyalakan kembang api di tribun penonton.
Namun pada akhirnya mereka berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan lolos ke putaran final Liga Champions karena pada laga pertama di markas Red Star kedua tim bermain imbang 0-0. Setelah hasil imbang itulah suporter Red Star masuk ke dalam lapangan untuk merayakan keberhasilan tim mereka.
Pada laga itu, Pelatih Red Star Milan Kosanovic juga mendapat hukuman kartu merah karena terlalu keras memprotes keputusan wasit. Akibatnya dia pun mendapat hukuman tak boleh mendampingi timnya pada satu laga Liga Champions.
Hukuman tanpa suporter itu akan berlaku pada laga kontra PSG dan Liverpool. Red Star akan menyambangi markas PSG pada 4 Oktober dan markas Liverpool pada 24 Oktober. UEFA memang memberikan hak kepada setiap tim yang bertandang di Liga Champions untuk menjual sebagian tiket kepada suporter mereka.
UEFA