TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta ada komitmen bersama yang dibangun agar kejadian meninggalnya suporter seperti terjadi pada Haringga Sirila tidak terus berulang.
Baca juga: Suporter Tewas, Menpora: Kompetisi Liga 1 Dihentikan Dua Pekan
"Harus ada sebuah komitmen bersama agar kejadian itu tidak terulang," kata Presiden Jokowi setelah acara Peresmian Pembukaan Pekan Purnabakti Indonesia (PPI) 2018 di Rafflesia Grand Ballroom Balai Kartini Kuningan, Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Tercatat dalam delapan bulan terakhir sudah ada 16 suporter sepak bola Indonesia yang meninggal dunia karena kasus yang nyaris serupa.
Presiden Jokowi juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Haringga Sirila.
Menurut Kepala Negara, jumlah 16 tewas itu angka yang sangat banyak.
"Ya, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya suporter, 16 itu jumlah yang sangat banyak. Jangan sampai fanatisme yang berlebihan jadi kebablasan sehingga terjadi kriminalitas. Harus segera disetop, karena olahraga itu menjunjung sportivitas," katanya.
Ia menekankan fanatisme sempit bukan cerminan sportivitas dalam olahraga.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak terkait, termasuk Kemenpora, PSSI, dan kelompok-kelompok suporter untuk duduk bersama mengatasi kejadian tersebut.
Hal itu, menurut dia, amat penting agar kejadian serupa tak terulang kembali di kemudian hari.
"Saya minta juga Kemenpora, PSSI, dan kelompok suporter duduk bersama, mengatasi agar kejadian ini tidak terulang lagi. Ini sudah bolak balik," katanya.
Ia berpendapat jika ada sanksi yang diberikan akan lebih baik, tapi sanksi itupun tidak menjadi jaminan kasus tidak terulang.
"Ya kalau ada sanksi lebih baik. Tapi sanksi juga tidak menjamin. Yang paling penting duduk bersama, Menpora, PSSI, kelompok-kelompok suporter, terutama yang fanatik-fanatik duduk bersama. Ada apa? Itu yang diselesaikan," katanya.
Tewasnya salah satu Jakmania, Haringga Sirila, yang diduga dikeroyok suporter tuan rumah sebelum laga Persib Vs Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9) menambah daftar panjang kasus serupa di Tanah Air dan keprihatinan yang mendalam bagi dunia olahraga Indonesia.