TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sejarah sepak bola Indonesia mulai era 1970-an, tim nasional pernah bisa tampil dalam Piala Dunia, untuk kategori usia di bawah 20 tahun pada 1979. Senin ini, 1 Oktober 2018, Timnas U-16 membuka peluang untuk mengulangi hal itu.
Baca: Timnas U-16 Pelesiran Menjelang Perempat Final Piala AFC
Jika Timnas U-16 bisa mengalahkan Australia pada babak perempat final Piala Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) atau Piala Asia U-16 di di Stadion Nasional Bukit Jalil, Malaysia, Senin, 1 Oktober 2018, tim asuhan Fakhri Husaini ini bukan hanya menembus empat besar yang prestisius itu.
Baca: Timnas U-16 Indonesia Vs Australia, Apa Taktik Fakhri Husaini?
Lebih dari itu, Timnas U-16 akan meraih tiket untuk tampil dalam putaran Piala Dunia U-17 pada 2019 di Peru. Dan, itu akan menjadi sejara besar bagi perkembangan sepak bola modern Indonesia.
Sedangkan pada Piala Dunia U-20 1979 di Tokyo, Jepang, Bambang Nurdiansyah dan kawan-kawan dari Timnas U-20 Indonesia bisa memperoleh kesempatan langka menghadapi Diego Maradona cs dari Argentina, karena Irak sebagai peringkat kedua Piala Asian Junior 1978 mengundurkan diri karena alasan politis.
Baca: Timnas U-16 Pernah Ditekuk Australia, Apa Kata Fakhri Husaini?
Saat itu terjadi “perang dingin” antara Amerika Serikat dan sebagian negara di Timur Tengah dan Korea Utara.
Karena Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 1979, dua tiket untuk Asia diperbutkan pada Piala Asian Junior 1978. Juaranya Korea Selatan dan peringkat kedua adalah Irak dan Korea Utara di peringkat ketiga. Adapun Garuda Muda tersingkir di perempat final.
Irak menolak memakai tiketnya ke Piala Dunia U-20 1979. Korea Utara juga tidak mau menggantikannya. Saat itu Piala Dunia U-20 mendapat sponsor utama, Coca Cola, produsen minuman ringan dari Amerika.
Badan sepak bola dunia, FIFA, dan AFC kemudian menunjuk Indonesia. Tampilah Bambang Nurdiansyah, Edang Tirtana, dan kawan-kawan di bawah asuhan pelatih yang juga mantan pemain legendaris Indonesia, Soetjipto Suntoro.
Mas Gareng, panggilan akrab Soetipto, melontarkan pernyataan tentang strategi mereka melawan Argentina, Polandia, dan Yugoslavia di Grup B Piala Dunia U-20 1979 di Tokyo. “Strategi Angin Puyuh,” begitu kata Gareng yang segara menjadi berita utama di sejumlah koran di Indonesia saat itu.
Baca: Fakhri Husaini Khawatir Sindrom Bintang Hancurkan Timnas U-16
Mereka maunya bertahan total dengan formasi 5-4-1 sebelum menyerang balik. Hasilnya, Indonesia dikalahkan Maradona, Ramon Diaz, dan kawan-kawan 5-0. Kemudian, tim asuhan Mas Gareng ini juga dikalahkan Polandia 5-0.