TEMPO.CO, Jakarta - Witan Sulaeman menjadi topik pembicaraan paling panas di kalangan suporter Timnas U-19 Indonesia yang berlaga di Piala AFC U-19 saat ini. Pemain yang masih berusia 17 tahun itu pun mengisahkan perjalanan karirnya sejak masih di Palu hingga ke Jakarta demi mengejar mimpi bermain di benua Eropa.
Witan yang menjadi pahlawan Timnas U-19 Indonesia dengan mencetak satu-satunya gol ke gawang Uni Emirat Arab menyatakan bahwa dirinya mengambil keputusan merantau ke Jakarta karena minimnya pembinaan di daerah asalnya, Palu. Padahal, menurut dia, Palu menyimpan banyak potensi pesepakbola berbakat.
"Di Palu dulu minim ajang untuk pesepak bola usia dini. Kalau pun ada, sifatnya hanya pertandingan antar kampung," ujarnya seperti dilansir laman PSSI.
"Kalau di Jakarta, lebih banyak kompetisi yang diikuti. Begitu juga di Ragunan, malah bisa mengikuti turnamen internasional di luar negeri."
Dia bergabung di Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan sejak kelas 1 Sekolah Menengah Atas. Di Ragunan, permainan Witan Sulaemen berkembang pesat sehingga mencuri perhatian Pelatih Timnas U-19 Indonesia, indra Sjafri. Meskipun baru berusia 17 tahun, Indra mempercayakan Witan masuk ke kategori yang diisi para seniornya tersebut.
Indra Sjafri mengakui bahwa Witan merupakan pemain yang memiliki kemampuan di atas para pemain seusianya. Apalagi, dalam dua tahun terakhir Witan mengalami perkembangan yang cukup pesat.
"Saya pikir sejak dia (Witan Sulaeman) bersama kami di Timnas U-19 dan telah melewati berbagai kejuaraan seperti Turnamen Touloun di Paris, dua kali Piala AFF dan sekarang Piala Asia, grafik permainannya semakin membaik," ujar Indra.
Pemain yang mengidolakan Lionel Messi tersebut pun mengaku banyak belajar dari para seniornya, salah satunya adalah Egy Maulana Vikri yang kini sukses bermain di Eropa bersama klub Lechia Gdanks. Dia pun menyatakan ingin mengikuti langkah seniornya di SMA Ragunan tersebut.
"Harapan saya tentu semoga bisa berkarier di Eropa seperti halnya Egy," ucapnya.
Langkah Witan Sulaeman menuju Eropa tampaknya akan terbuka lebar. Dia memiliki kemampuan untuk tampil di berbagai posisi dengan sama baiknya. Pada laga perdana Timnas U-19 Indonesia di Piala AFC U-19 melawan Taiwan, Indra Sjafri memainkan Witan di posisi sayap kiri. Dia mampu mencetak dua gol dan satu assit saat itu.
Pada dua laga berikutnya, melawan Qatar dan Uni Emirat Arab, Witan bermain sebagai gelandang serang. Dia pun menjadi pahlawan meloloskan Timnas U-19 ke babak perempat final dengan satu golnya tersebut.
Secara individu, Witan Sulaeman juga memiliki kemampuan yang sangat baik. Selain memiliki kecepatan, dia juga kuat dalam duel satu lawan satu dengan pemain lawan. Pemuda yang baru merayakan ulang tahun ke-17 nya pada 8 Oktober lalu tersebut juga memiliki ketenangan dalam mengeksekusi peluang. Hal itu yang membuat dia kadang menjadi pemecah kebuntuan di kala lini serang Timnas U-19 tak berkutik karena penjagaan lawan yang ketat.
Torehan 3 gol dan 1 assist Witan membuat dia kini layak disebut sebagai bintang Timnas U-19 Indonesia di Piala AFC U-19. Hadirnya sejumlah pemandu bakat dari Eropa seperti Guus Hiddink semoga bisa menjadi jalan bagi pemuda murah senyum itu mewujudkan mimpinya.
PSSI