Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Edy Rahmayadi, PSSI, dan Kita, Sisiphus Sepak Bola Nasional

image-gnews
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kedua kiri) menyerahkan Piala AFF U-16 kepada pemain timnas Indonesia, David Maulana (tengah), seusai laga final Piala AFF U-16 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu, 11 Agustus 2018. ANTARA.
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kedua kiri) menyerahkan Piala AFF U-16 kepada pemain timnas Indonesia, David Maulana (tengah), seusai laga final Piala AFF U-16 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu, 11 Agustus 2018. ANTARA.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Minimal sudah ada tiga kali keinginan untuk melakukan perombakan kepengurusan PSSI, yang mendesak, terutama di pucuk pimpinannya, dalam sejarah panjang Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Keinginan itu senantiasa didasari untuk melakukan reformasi dalam hal tatakelola dan pembinaan persepakbolaan nasional yang mengebu-gebu.

Tapi, setelah perombakan kepengurusan berhasil didesakkan, permasalahan sepak bola nasional kembali ke masalah yang itu-itu, klasik, dan stereotipe, seperti soal prestasi tim nasional yang senantiasa medioker di kancah Asia Tenggara dan isu ketimpangan pengelolaan kompetisi di sana-sini.

Keinginan adanya reformasi persepakbolaan nasional itu misalnya atau antara lain muncul ketika Nurdin Halid (2003-2011) memasuki periode keduanya sebagai Ketua Umum PSSI. Setelah Nurdin Halid berhasil dilingsirkan melalui sejumlah “huru-hara”, Djohar Arifin Husin (Juli 2011-2015) menjadi Ketua Umum PSSI yang baru.

Tapi, masa bulan madu Djohar sebagai pemimpin cabang olahraga yang paling populer di Indonesia dan dunia ini tergolong singkat. Djohar adalah tokoh olahraga murni. Ia sebelumnya berpengalaman menjadi Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia, guru besar, dan juga mantan pemain sepak bola.

Tapi, karena kompleksitas –dan, mungkin juga keruwetan- dari induk organisasi sepak bola nasional ini, Djohar pun tak mampu bertahan lama dan kemudian –kembali- melalui sebuah gerakan, pucuk pimpinan PSSI beralih ke tangan La Nyalla Mattalitti (April 2015), tokoh organisasi kemasyarakatan. Tapi, kepemimpinan La Nyalla tidak diakui pemerintah dengan berbagai argumentasinya -yang sah-sah saja.

La Nyalla terpilih dari tanggal 18 April 2015 dalam kongres, 19 April 2015. Lantas, terbit Surat Pembekuan PSSI sehari sebelum dia terpilih oleh pemerintah yang otomatis diikuti sanksi dari badan sepak bola dunia, FIFA, yaitu larangan bertanding buat tim Indonesia di arena internasional dalam kurun waktu tertentu. Pasalnya, dalam peraturan keanggotaan FIFA, intervensi pemerintah semacam itu dilarang.

Untuk melingsirkan La Nyalla, tampaknya dibutuhkan figur yang kuat. Dan, PSSI kembali kepada mereka yang meraih sukses di dunia kemiliteran. Edy Rahmayadi terpilih menjadi Ketua Umum PSSI pada kongres di Ancol, 10 November 2016 sampai sekarang.

Saat terpilih, Edy masih menjabat Panglima Komando Strategis Tentara Nasional-Angkatan Darat dengan pangkat Letnan Jenderal TNI-AD.

Edy Rahmayadi meneruskan tradisi Ketua Umum PSSI dari kalangan militer, baik yang masih aktif maupun ketika sudah pensiun. Antara lain ada Bardosono (1975-1977), Ali Sadikin (1977-1981),  Kardono (1983-1991),  Azwar Anas (1991-1999), dan Agum Gumelar (1999-2003) pada sejarah di pucuk pimpinan PSSI.

Seperti pada peralihan dari Nurdin ke Djohar di PSSI, harapan besar akan adanya reformasi sepak bola nasional pada era Edy Rahmayadi dan kawan-kawan. Hal ini terutama setelah skorsing dari FIFA diyakini sebagai obat antibiotik penyembuh sakit kronis sepak bola Indonesia

Tapi, pekan-pekan ini, komunitas sepak bola kita kembali jatuh kepada lubang yang sama, desakan dari sebagian pihak untuk mengganti ketua umum PSSI.

Dan, munculah misi reformasi sepak bola yang secara garis besar sama pada setiap kemunculan peristiwa “huru-hara” Ketua Umum PSSI itu: kebangkitan prestasi tim nasional melalui pembinaan yang lebih baik, kompetisi yang bersih dari isu suap dan pengaturan pertandingan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah-tengah perdebatan kelayakan Edy untuk terus memimpin PSSI sampai habis waktu periode kepengurusannya meski sudah menjadi Gubernur Sumatera Utara; juga keputusan sendiri Edy untuk berani merangkap jabatan-jabatan yang sangat vital itu, ia tidak bisa dikritik sendirian.        

Edy dan sebagian Ketua Umum PSSI pada masa lalu itu tidak sepenuhnya berniat mencalonkan diri sebagai ketua umum induk organisasi sepak bola nasional ini. Atau, bahkan, ada yang mungkin tidak berniat sama sekali.

Edy memang gemar sepak bola dan ketika menjadi Pangdam Bukit Barisan, ialah tokoh di balik kebangkitan PSMS Medan, sebelum PSMS sekarang di dasar klasemen Liga 1.

Tapi, Edy tak sepenuhnya berniat menjadi Ketua Umum PSSI.  Ketika ia dicalonkan, ia meminta jaminan dari mereka yang mendukungnya. Itu kesan dari pertemuan Edy dengan para wartawan yang dihadiri penulis di Markas Besar Kostrad-TNI AD, saat ia masih menjadi Pangkostrad dan pada awal proses menuju Kongres PSSI di Ancol.   

Kembali lagi. Kini kita menghadapi situasi di PSSI yang punya kemiripan dengan peralihan Nurdin ke Djohar dan La Nyalla ke Edy. Dinamika dan desakan-desakan itu bisa menghangatkan Kongres PSSI yang dijadwalkan berlangsung Januari 2019.

Tapi, jika kelak apakah Edy tetap bertahan sebagai Ketua Umum PSSI atau memilih mundur karena kesibukannya sebagai Gubernur Sumatera Utara, obsesi reformasi persepakbolaan nasional tak bisa digantungkan hanya pada pergantian seorang pucuk pimpinan saja.

Selain itu, PSSI tak hanya butuh figur yang cakap, kuat, dan profesional tapi juga didukung oleh sebuah sistem yang dijalankan sebuah komunitas yang menjunjung tinggi etos reformasi itu. Karena itulah, pentingnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Semua itu akan terjadi jika sepak bola dipandang penting dalam pembangunan bangsa. Pada era Presiden Sukarno bahkan sempat ada kementerian khusus olahraga. Maladi adalah Menteri Olahraga. Maladi juga mantan Ketua Umum PSSI. Inggris sekarang juga memiliki menteri olahraga.

Tanpa membentuk lingkungan bersih dan integritas tinggi serta dukungan pemerintah, PSSI mungkin akan kembali jatuh ke lubang yang sama. Dan, kemudian ketika desakan untuk perombakan datang, kita beramai-ramai melakukan gerakan pembaruan untuk kemudian jatuh lagi.

Kalau selalu begitu, PSSI dan kita pecintanya seperti Sisiphus. Dalam cerita mitologi Yunani, ia adalah manusia setengah dewa yang dihukum Zeus, dewa tertinggi, untuk mengangkat batu berat ke puncak gunung dan kemudian digelindingkan lagi ke bawah. Sisiphus kembali mengangkat batu itu dan seterusnya melakukan hal yang sama.  

Jika dari Ketua Umum PSSI yang pertama, Soeratin Sosrosoegondo (1930-1940),  sampai sekarang, tim nasional kita masih berkutat timbul-tenggelam di Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara dan tak pernah meraih emas SEA Games lagi sejak 1991, perlu revolusi besar untuk mendobrak analogi dari mitos Sisiphus itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Piala Asia U-23 2024: Kapten Korea Selatan Waspada, Bilang Timnas Indonesia Bukan Underdog

7 menit lalu

Kapten Timnas Korea Selatan U-23, Byun Jun-soo. Doc. AFC.
Piala Asia U-23 2024: Kapten Korea Selatan Waspada, Bilang Timnas Indonesia Bukan Underdog

Kapten Timnas Korea Selatan U-23, Byun Jun-soo, menolak meremehkan Indonesia pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024.


Pilkada 2024: Edy Rahmayadi Telah Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Cagub Sumut dari 3 Partai

47 menit lalu

Mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (tengah) menyapa warga saat acara perpisahan akhir masa jabatan di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan, Selasa 5 September 2023. Acara serah terima jabatan dan perpisahan Gubernur Sumut tersebut dihadiri sejumlah anggota DPRD, simpatisan dan ribuan warga dari berbagai komunitas sebagai bentuk ucapan terimakasih atas pengabdian selama periode 2018-2023. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Pilkada 2024: Edy Rahmayadi Telah Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Cagub Sumut dari 3 Partai

Edy Rahmayadi adalah bakal calon gubernur pertama yang telah mengambil formulir pendaftaran Pilkada 2024 di PKB Sumut.


Erick Thohir Pastikan Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong Berdasarkan Peta Jalan Timnas Indonesia

57 menit lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Maret 2024. TEMPO/Randy
Erick Thohir Pastikan Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong Berdasarkan Peta Jalan Timnas Indonesia

Apa alasan Erick Thohir dan PSSI untuk memperpanjang kontrak pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong hingga 2027?


Kehadiran Suporter Timnas Indonesia Jadi Sorotan Jelang Laga Melawan Korea Selatan di Piala Asia U-23

5 jam lalu

Suporter Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 di Qatar. Twitter @AFC.
Kehadiran Suporter Timnas Indonesia Jadi Sorotan Jelang Laga Melawan Korea Selatan di Piala Asia U-23

Kehadiran ribuan suporter Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 menjadi sorotan. Korea Selatan dianggap bakal seperti melakoni laga tandang.


Ketua Umum PSSI Erick Thohir Sepakat Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong hingga 2027

7 jam lalu

Pertemuan Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. Instagram @erickthohir.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir Sepakat Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong hingga 2027

PSSI resmi memperpanjang kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia hingga 2027. Erick Thohir mengunggahnya lewat Instagram.


Piala Asia U-23 2024: Track Record Timnas Indonesia Vs Korea Selatan, Tim Negeri Ginseng Masih Superior

8 jam lalu

Pesepak bola Timnas Indonesia U-23 Witan Sulaeman berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Timnas Yordania U-23 pada Kualifikasi Grup A Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Minggu, 21 April 2024. ANTARA FOTO/HO-PSSI
Piala Asia U-23 2024: Track Record Timnas Indonesia Vs Korea Selatan, Tim Negeri Ginseng Masih Superior

Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut track record pertemuan kedua tim Asia ini.


Piala Asia U-23 2024: Timnas Indonesia vs Korea Selatan, Duel Shin Tae-yong dan Hwang Sun-hong

9 jam lalu

Shin Tae-yong dan Hwang Sun-hoong. Nurphoto/Sopa Images
Piala Asia U-23 2024: Timnas Indonesia vs Korea Selatan, Duel Shin Tae-yong dan Hwang Sun-hong

Timnas Indonesia bertemu Korea Selatan di perempatfinal Piala Asia u-23 2024. Ini profil Shin Tae-yong dan Hwang Sun-hong


Piala Asia U-23 2024: Rizky Ridho Bicara Dampak Kembalinya Nathan Tjoe-A-On Jelang Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan

19 jam lalu

Pemain Timnas Indonesia Nathan Tjoe-A-On (kiri). Instagram
Piala Asia U-23 2024: Rizky Ridho Bicara Dampak Kembalinya Nathan Tjoe-A-On Jelang Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan

Rizky Ridho mengungkapkan reaksi rekan-rekannya di timnas U-23 Indonesia saat Nathan Tjoe-A-On beri kabar bisa kembali main di Piala Asia U-23 2024.


Shin Tae-yong Waspadai 3 Pemain Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

22 jam lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong. Kredit: Tim Media PSSI
Shin Tae-yong Waspadai 3 Pemain Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae-yong telah menyiapkan strategi untuk permainan Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Prediksi Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024: Jadwal Live, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Susunan Pemain

22 jam lalu

Selebrasi timnas dalam pertandingan Indonesia vs Yordania, Minggu, 21 April 2024. HUMAS PSSI
Prediksi Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024: Jadwal Live, Kondisi Tim, H2H, Perkiraan Susunan Pemain

Korea Selatan tetap lebih diunggulkan meraih kemenangan atas timnas U-23 Indonesia dalam laga perempat final Piala Asia U-23 2024.