TEMPO.CO, Jakarta - Mantan manajer klub sepak bola Persibara Banjarnegara Lasmi Indaryani tak ambil pusing dengan putusan Komite Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI). Ia mengatakan tak masalah bila harus menerima hukuman karena terlibat dalam pengaturan skor sepak bola.
Di sisi lain, Lasmi juga sudah mengundurkan diri dari posisi manajer Persibara. "Saya sudah siap apapun sanksi yang diberikan dari Komdis," ucap Lasmi usai menghadiri sidang Komdis di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019.
Dalam kasus pengaturan skor yang melibatkan Persibara dan melawan Persekabpas Pasuruan, Lasmi menjelaskan, ia tak ada niatan agar tim menang. Satu hal yang menjadi keinginan Lasmi ialah agar Persibara tidak dicurangi saat bertemu dengan tim mana pun.
Dengan kata lain, Lasmi menyebut, Persibara ingin naik kasta ke Liga 2 Indonesia lewat cara fair play. "Kami tidak mau dikadali wasit," ucap dia.
Lebih lanjut, keputusan Lasmi mengundurkan diri dari dunia sepak bola karena merasa trauma dengan berbagai peristiwa yang terjadi selama menjadi manajer, baik di klub dan tim nasional wanita U-16 Indonesia. Sebab tidak sedikit uang yang dia habiskan namun tidak ada hasil positif yang didapat.
"Saya merasa trauma di sepak bola Indonesia. Selama mafia masih ada sepak bola Indonesia tidak akan maju," kata Lasmi.
PS Mojokerto Putra (PSMP) merupakan klub yang sudah menerima sanksi dari Komdis ihwal kasus pengaturan skor. Komdis menilai (PSMP) yang disebut telah terlibat pengaturan skor di pertandingan Liga 2 Indonesia.
Hukuman bagi Mojokerto Putra ialah dilarang mengikuti kompetisi Liga 2 Indonesia pada musim 2019. Namun Komdis PSSI belum mengeluarkan putusan untuk kasus dugaan pengaturan skor yang melibatkan Persibara Banjarnegara.
ADITYA BUDIMAN