TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) enggan mengomentari mantan pengurus yang dilaporkan ke polisi ihwal dugaan kasus pengaturan skor sepak bola. Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha menyatakan tidak tahu menahu tentang laporan ke kepolisian terhadap sosok yang diduga petinggi PSSI. "Saya tidak tahu. Terima kasih informasinya," kata Tisha di Jakarta, Kamis, 10 Januari 2019.
Petinggi PSSI pada periode 2009 berinisial IB dan H dilaporkan ke Satuan Tugas Antimafia Sepak Bola. Mantan manajer Perseba Super Bangkalan, Imron Abdul Fatah, melaporkan keduanya atas dugaan pungutan liar saat tampil di Piala Soeratin 2009.
Imron menyatakan merasa tertipu oleh keduanya. Ia diminta membayar biaya Rp 140 juta agar tetap menjadi tuan rumah pada babak delapan besar. Setelah dicari tahu ternyata untuk menjadi tuan rumah tidak perlu mengeluarkan uang. Merasa tertipu, Imron pun lantas melaporkan hal itu ke Satgas Antimafia Sepak Bola pada Senin lalu.
Di ajang Piala Soeratin 2009, sosok berinisial IB menjabat sebagai Ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI). Sedangkan H merupakan mantan Ketua Umum Pengprov PSSI Jawa Timur.
ADITYA BUDIMAN