TEMPO.CO, Jakarta - Frenkie de Jong dipastikan memilih Barcelona sebagai pelabuhan berikutnya dalam karir sepak bola. Gelandang asal Belanda tersebut sebelumnya juga diinginkan oleh PSG dan Manchester City.
Barcelona rela merogoh kocek 75 juta euro plus 11 juta euro bonus untuk pemain berusia 21 tahun itu. Dia pun mencatatkan rekor sebagai pemain Belanda termahal di dunia dengan transfer tersebut.
Sebagai pemain muda, nilai tersebut dianggap sangat fantastis. Namun kualitasnya dianggap sepadan dengan harga mahal tersebut.
Lahir di desa kecil Arkel di bagian selatan Belanda, De Jong awalnya bergabung bersama klub Willem II. Pelatih tim U-15 Willem II, Jos Beogers memuji kemampuannya setinggi langit.
"Saya pernah diwawancarai oleh website Willem II dan ditanyakan soal pemain favorit saya. Jelas, kebanyakan pelatih akan menyebutkan Cristiano Ronaldo atau Leo Messi, tetapi saya mengatakan Frenkie de Jong," ujar Bogers dalam wawancara dengan laman ESPN.
"Secara teknik dia fantastis. Dia memiliki bakat alami. Beberapa pemain harus berlatih keras untuk mencapai level yang dia saat ini, tetapi Frenkie tak harus berlatih untuk menunjukkan kualitasnya."
Pada usianya yang ke-17, De Jong mendapatkan kesempatan bermain di divisi utama Belanda. Itu terjadi pada akhir musim 2014-2015 saat Willem II menghadapi ADO Den Haag.
Masuk sebagai pemain pengganti, De Jong memang tak memberikan banyak penampilan terbaiknya pada laga itu. Meskipun demikian hal itu tak menghentikan langkah Ajax untuk merekrutnya pada awal musim berikutnya.
Bergabung bersama Ajax, De Jong sempat dipinjamkan ke Willem II selama setengah musim. Pada Januari 2016 Ajax memutuskan untuk menariknya dan memasukkannya ke tim Ajax U-21.
Di tim Ajax muda, bakat De Jong semakin terasah. Bermain sebagai gelandang bertahan, De Jong disebut memiliki kemampuan individu yang ciamik kala membawa bola. Dia mampu menjaga bola dengan baik dan melewati lawan-lawannya dengan mudah. Intinya, tak mudah merebut bola dari kaki pemain ini.
Kemampuannya dalam melepaskan umpan juga dianggap luar biasa. Plus visinya dalam bermain, dia mampu menjadi motor serangan Ajax muda.
"Anda harus berharap apa yang tak anda harapkan ketika bola berada di kakinya," tulis ESPN.
"De Jong bisa melewati lawannya seperti mereka tak ada da kemudian melepaskan umpan berbahaya, tak peduli berapa pun jaraknya, membuat rekan-rekannya memiliki ruang terbuka."
"Dia bermain seperti tanpa usaha, membuat hal yang sulit terlihat sangat mudah. Dia memiliki kepercayaan diri yang tinggi, siap mengambil resiko, tetapi tetap mampu menjaga rasio keberhasilan umpannya tetap tinggi."
Performa apik De Jong juga diakui oleh lawannya. Gelandang PSV Eindhoven, Ryan Thomas bahkan sudah memprediksi bahwa De Jong akan menjadi pemain tim besar seperti Barcelona atau Real Madrid.
"Saya menonton pertandingan Ajax selama 90 menit dan menyaksikan Frenkie De Jong. Anda bisa menanyakan saya soal pemain lain, tetapi saya tak bisa mengatakan kepada anda soal mereka. Saya hanya menyaksikan Frenkie - cara dia brelari, cara dia memutar tubuh, cara dia menemukan celah," ujarnya.
"Dia adalah pemain termuda di lapangan, tetapi semua orang memberikan dia bola. Itu adalah sebuah pujianyang sangat baik bagi seorang pesepakbola. Dia sangat bagus dan harus bermain untuk Barcelona atau Real Madrid suatu hari nanti," ujarnya.
Tak hanya pujian, kemampuan De Jong di lapangan juga terlihat secara statisik. Pada musim 2017-2018 dia mampu bersaing dengan gelandang-gelandang terbaik di Eropa seperti Kevin De Bruyne dan David Silva.
De Jong tercatat memiliki tingkat akurasi umpan hingga 92 persen sementara De Bruyne hanya 84 persen dan David Silva 89 persen. Dia juga unggul dalam hal mengalirkan bola ke depan dengan rata-rata 53,59 umpan per laga sementara De Bruyne hanya mencatatkan 45,86 umpan dan David Silva 45,43 umpan.
Soal umpan kunci, De Jong juga tak buruk meski kalah dari De Bruyne yang mencatatkan rating 2,71. De Jong memiliki rating umpan kunci 1,73 musim itu, terpaut tipis dari David Silva dengan rating 1,79.
Kemampuan bermain di berbagai posisi juga menjadi salah satu nilai plus untuk De Jong. Pada awal musim ini, Pelatih Ajax Marcel Keizer bereksperimen dengan memainkannya sebagai bek tengah.
Dia cukup lugas menghalau bola serta memiliki kemampuan untuk maju ke depan yang luar biasa. Tak heran jika dia kemudian dijuluki sebagai Franz Beckenbauer versi lebih baik oleh Arie Haan, bintang Ajax dan Belanda di era 70 an.
"De Jong merupakan versi lebih baik dari Franz Beckenbauer karena dia memiliki kecepatan dan mampu mengumpan bola dengan lebih mudah," ucap Haan.
Namun De Jong tampak tak senang dengan perannya sebagai seorang bek tengah. Dia mengaku lebih nyaman bermain di lini tengah.
"Saya melihat ini (dia bermain sebagai bek tengah) sebagai eksperimen jangka pendek dan saya tak mau terus bermain di tengah pertahanan karena sepanjang karir dihabiskan sebagai gelandang dan saya akan tetap sebagai gelandang," ujarnya.
Dengan kemampuan seperti itu, suporter Barcelona pantas berharap Frenkie De Jong akan menjadi pengganti sempurna bagi Sergio Busquets. Maklum, dengan usia Busquets yang sudah 30 tahun Barcelona harus bergerak cepat untuk mencari penggantinya.
ESPN FC| SKY SPORTS| WHO SOCRED