TEMPO.CO, Jakarta - Memang pada akhir periode kepemimpinan Arsene Wenger, Arsenal sudah gagal menjaga konsistensi permainannya melawan Manchester City, Chelsea, Liverpool, dan bahkan dengan Tottenham Hotspur.
Tapi, kekalahan Arsenal 1-3 dari tuan rumah Manchester City pada pekan ke-25 Liga Primer Inggris 2018-19 di Stadion Etihad, Manchester, dinihari tadi, Senin 4 Februari, tak bisa dijadikan alasan buat pelatih kepala baru, Unai Emery, untuk mencari kambing hitam dari kekalahan ini.
Pada konferensi pers setelah pertandingan, Unai Emery antara lain menyinggung soal inferioritas para pemain Arsenal setelah begitu lama miskin gelar dan kerap di posisi terbawah di antara klub-klub papan atas atau “geng empat besar”.
“Ketika kamu berada di lapangan dan kami bermain dengan salah satu tim yang secara umum lebih baik, para pemain akan merasakan hal itu (rendah diri),” kata Emery, seperti dikutip Football London.
Tapi, Emery perlu ingat dengan baik bahwa ini adalah Arsenal. Klub urutan ketiga paling sukses dalam sejarah sepak bola Inggris.
Dalam masa kontrak dua tahun sejak menandatangani kesepakatan di Arsenal pada 23 Mei 2018, kalau terus-terusan Unai Emery menyebut soal perasaan rendah diri anak-anak The Gunners dan soal ketidakkonsistenan permainan skuad Gudang Peluru ini, para suporter mereka lama-lama tidak akan terkesan dengan kinerja pelatih asal Spanyol berusia 47 tahun ini.
Mantan pemain gelandang Real Sociedad ini pernah menjadi salah satu dari sedikit pelatih tim yang bisa mengalahkan Barcelona di Liga Spanyol, semasa ditangani Pep Guardiola, manajer Manchester City sekarang.
Itu terjadi saat Emery menangani Valencia (2008-2012) dan Sevilla (2013-2016). Emery kemudian pergi ke Prancis untuk menerima lamaran Paris Saint-Germain sebelum dipecat PSG pada 2018 karena tak kunjung bisa memberikan trofi Liga Champions Eropa.
Posisi Unai Emery memang “diturunkan” oleh Arsenal sejak kepergian Arsene Wenger, yaitu pelatih kepala dan bukan lagi seperti Wenger. Tapi, sdalam truktur manajemen baru di The Gunners ini, tanggung jawab Emery di tepi lapangan tetap sama seperti Wenger.
Unai Emery memang sedang membutuh waktu untuk menciptakan lingkungan baru di kalangan pemain Arsenal. Ia juga sudah cukup lumayan sempat membawa Arsenal masuk lima besar klasemen, sebelum didongkel Manchester United dinihari tadi.
Tapi, masa adaptasi itu sekarang seperti berkejaran dengan waktu. Jika Arsenal terus melorot dari posisi keenam pada 13 pertandingan terakhir, Unai Emery butuh langkah drastis untuk melecut timnya, yaitu merevitalisasi kekuatan pasukannya atau belanja besar-besaran di bursa transfer.