TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Mauricio Pochettino, pelatih asal Argentina berusia 46 tahun, kesetiaan adalah segalanya. Pochettino, yang malam ini, Minggu 9 Februari 2019, akan memimpin Tottenham Hotspur menghadapi Leicester City, pernah menekankan soal loyalitas ini.
Pochettino mengatakan, kalau pun kelak ia mesti meninggalkan Tottenham Hotspur, ia tak pernah menerima tawaran menjadi manajer pelatih di Barcelona FC. Pasalnya, mantan pemain bek tengah tim nasional senior Argentina 1999-2002 ini adalah eks pemain Espanyol pada dua kali periode yang berbeda, 1994-2001 dan 2004-2006, sebelum menjadi manajer klub tetangga satu kota dari Barcelona FC tersebut 2009-2012.
“Seperti ketika saya masih bermain di Newell’s Old Boys, tak akan pernah menerima tawaran bergabung dari Rosario Central,” kata Pochettino tahun lalu.
Dalam Liga Argentina, salah satu pertandingan derby yang paling terkenal adalah pertarungan dua tim dari Kota Rosario, antara Newell’s dan Central tersebut.
Sebenarnya ada sejumlah pemain Espanyol yang kemudian bergabung dengan Barcelona FC dalam sejarah La Liga Spanyol. Tapi, Pochettino tak mau mengkhianati “kesucian” dari sejarah rivalitas terkenal dari klub-klub sekota di sepak bola dunia. “Demikian juga di Inggris,” kata Pochettino.
Meski, dalam perkembangan terakhir, hubungan Liverpool, Manchester United, Arsenal, Chelsea –dua tim tersebut terakhir tetangga Tottenham di London- lebih cair. Arsenal dan United bahkan bertukar pemain dalam kesepakatan transfer Alexis Sanchez.
Tapi, Pochettino tampaknya masih mencoba memegang kesetiaan bercampur fanatisme lama itu, meski namanya sampai sekarang terus dikaitkan dengan Manchester United buat jabatan manajer musim depan.
Pochettino berharap bisa menjadi manajer Tottenham Hotspur selama 20 tahun sejak menandantangani kontrak kerja di klub berjuluk Spurs ini pada Juli 2014. Bahkan, ia terpikir untuk pensiun dari manajer di Spurs.
Dalam perjalanan kariernya di London, Pochettino sudah membawa Spurs menempati peringkat kelima, urutan ketiga, posisi kedua, dan ketiga lagi dalam empat musim. Hal itu ia lakukan sejak meninggalkan Southampton pada 2014.
Dan, meski sedang kehilangan sejumlah pemain kunci pekan ini, Pochettino masih mampu membawa Spurs menempati peringkat ketiga, lima poin di belakang juara bertahan, Manchester City.
Satu-satunya hal yang menjadi ganjalan Pochettino di Spurs sekarang adalah mereka belum kunjung bisa memakai Stadion White Hart Lane yang telah direnovasi, termasuk untuk derby London Utara melawan Arsenal 2 Maret mendatang yang mesti berlangsung di Wembley. Ini stadion tim nasional Inggris yang dipinjam Spurs selama markasnya diperbaiki.
Berkapasitas 62.062 penonton, White Hart Lane akan menjadi stadion kandang yang menggairahkan buat Pochetitino. “Anda menonton beberapa pertandingan terakhir? Tiga puluh ribu. Saya ingin kami bermain di hadapan 60.000 orang dan bukan 30.000 karena itu akan menolong anda untuk meraih tiga poin.”
Mauricio Pochettino masih berbicara tentang kesetiaan kepada Tottenham Hotspur, meski Selasa malam lalu, ia tampak makan malam di sebuah restoran di London bersama dua legenda Madrid, David Beckham dan Zinedine Zidane.
SKY SPORTS | SOCCERNET | SPORTING LIFE