TEMPO.CO, Jakarta - Pemain sepak bola Bahrain, Hakeem Al Araibi, tiba di Australia setelah otoritas Thailand membatalkan ekstradisi ke negaranya. Demikian kabar dari sejumlah media seperti dilaporkan situs LiveScore, Selasa 12 Februari 2019.
Pria berusia 25 tahun itu tiba di Thailand pada 27 November 2018 sedianya untuk berbulan madu. Namun rencana manis tersebut ternyata berbuah pahit. Dia ditahan otoritas setempat berdasarkan permintaan Bahrain melalui Interpol.
Permintaan penahanan oleh pemerintah Bahrain itu bermula ketika dia pulang kampung pada 2014. Sebelum terbang ke negaranya, Al Araibi telah mengantoni izin sebagai penduduk tetap di Australia setelah mejadi salah pemain di salah satu klub semi profesional di negeri Kanguru, Pascoe Vale.
Menurut keterangan kelompok pro-demokrasi, Al Araibi dijatuhi hukuman 10 tahun penjara melalui pengadilan in absentia oleh rezim Bahrain karena dituding melakukan vandalisme. Tetapi tuduhan tersebut dibantah karena Al-Araibi merasa tidak pernah terlibat dalam aksi tersebut.
Ketika dicegat wartawan di bandara, Al Araibi tampak segar ditemani oleh salah seorang kerabatnya. "Terima kasih Australia, seluruh masyarakat di sini sangat menakjubkan. Semua media mendukung saya," ucapnya.
"Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Australia," tambahnya.
Al Araibi juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada mantan kapten tim nasionak Australia, Craig Foster, yang dianggap tidak ada henti-hentinya memperjuangkan kebebasan dirinya.
"Saya ingin mengucapkan kepada dia (Craig Foster) yang berjuang atas kasus saya," ujarnya. "Saya berterima kasih kepada media, seluruh kelompok hak asasi manusia. Terima kasih kepada kalian semua. Saya akan menjadi lebuh kuat di negara ini. Saya akan lebih kuat bersama Australia. Ini negara saya."