TEMPO.CO, Jakarta - Laga pertama babak 16 besar Liga Champions antara Manchester United vs PSG berakhir dengan skor 0-2. Pelatih PSG, Thomas Tuchel, berhasil menemukan racikan untuk meredam ketajaman Setan Merah yang tampil superior dalam 11 laga di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer.
PSG memberikan Manchester United kekalahan perdananya dalam 12 laga terakhir. Yang patut menjadi sorotan juga adalah bagaimana PSG membuat Paul Pogba cs gagal mencetak gol.
Dalam 11 laga sebelumnya, Manchester United selalu sukses membobol gawang lawan-lawannya. Catatan 28 gol dalam 11 laga menunjukkan betapa tajamnya lini depan Manchester United sebelum laga dini hari tadi. Namun ketajaman Marcus Rashford, Anthony Martial, Jesse Lingard, hingga Paul Pogba berhasil dijinakkan oleh racikan Tuchel.
Kunci sukses Tuchel adalah skema pertahanan berlapis. PSG turun dengan pola tak lazim pada laga itu, 3-4-2-1. Dia menempatkan tiga bek belakang serta mendorong dua bek sayapnya lebih maju ke depan untuk meredam kecepatan para pemain sayap MU.
Tujuannya tentu saja menghentikan asupan bola kepada Marcus Rashford yang menjadi ujung tombak Manchester United.
Melihat statistik pertandingan, skema yang diterapkan Tuchel cukup sukses. Baik Martial maupun Lingard tak berkutik menghadapi kawalan Dani Alves dan Juan Bernat di sisi sayap. Demikian halnya dengan Marcus Rashford yang tak sekalipun berhasil melewati lawannya saat memegang bola.
Martial tercatat hanya berhasil melakukan satu kali drible melewati lawan sementara Lingard tak bisa sekalipun melewati Bernat. Rasio umpan sukses keduanya pun cukup buruk. Martial hanya mencatatkan 67 persen umpan sukses sementara Lingard 75 persen.
Pogba menjadi pemain terbaik Manchester United pada laga itu, terlepas dari kartu merah yang dia dapatkan. Gelandang asal Prancis itu dua kali berhasil melewati lawannya saat memegang bola. pOgba juga menjadi pemain di lini serang yang paling akurat umpannya dengan 76 persen.
Sementara Alves dan Bernat justru memiliki statistik yang sangat baik. Alves tercatat dua kali melakukan jegalan bersih kepada Martial dan dua kali mencuri bola dari eks pemain AS Monaco tersebut.
Bernat di sisi lain empat kali mempecundangi Lingard dengan tiga kali mencuri bola dan mampu sekali melewati pemain asli binaan akademi Manchester United.
Keberhasilan PSG mengurangi suplai bola berimbas kepada performa Rashford. Dia tercatat hanya berhasil melakukan dua tembakan dengan satu diantaranya mengarah ke gawang. Satu tembakan lainnya membentur lini belakang PSG yang dikawal oleh Thiago Silva, Kehrer dan Kimpembe.
Rapatnya pertahanan PSG itu membuat para pemain Manchester United mau tak mau tampil lebih agresif dengan lebih maju ke depan. Alhasil trio Mbappe, Angel di Maria dan Julian Draxler bisa leluasa mengobrak-abrik lini pertahanan Setan Merah.
Kekalahan 0-2 dari PSG itu menjadi peringatan bahaya bagi Solskjaer. Racikannya yang berhasil mengangkat performa Manchester United kini telah terbaca oleh lawan-lawannya.
Apalagi dalam dua laga berikutnya, mereka harus menghadapi lawan-lawan berat. Manchester United harus meladeni Chelsea pada babak kelima Piala FA pada Selasa pekan depan dan menjamu Liverpool di ajang Liga Inggris pada Ahad 24 Februari mendatang. Bukan tak mungkin Chelsea dan Liverpool akan mencontek racikan PSG yang sukses meredam taji Setan Merah di Stadion Old Trafford.
Tonton: Liga Champions: PSG Tundukkan Manchester United 2-0
WHOSCORED