TEMPO.CO, Jakarta - Chelsea akan menyambangi markas klub Swedia Malmo pada laga Liga Europa dini hari nanti. Skuad asuhan Maurizio Sarri membutuhkan kemenangan untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka pasca dibantai 0-6 oleh Manchester City akhir pekan lalu di ajang Liga Inggris.
Secara materi pemain, Chelsea jelas unggul jauh atas Malmo. Skuad Maurizio Sarri bertabur bintang seperti Eden Hazard, Gonzalo Higuain, Pedro Rodriguez, N'Golo Kante hingga David Luiz.
Dalam lawatannya kali ini, Sarri hanya tak akan diperkuat bek kiri Marcos Alonso dan gelandang muda Ruben Loftus-Cheek. Alonso diistirahatkan karena Sarri membutuhkannya untuk laga kontra Manchester United di ajang Piala FA pekan depan sementara Loftus-Cheek mengalami masalah dengan punggungnya.
Kehilangan Alonso bukan masalah bagi Sarri. Dia masih memiliki pelapis yang sepadan untuk bek asal Spanyol itu pada diri Emerson Palmieri sementara Cheek bukanlah anggota skuad utama Chelsea.
Yang menjadi masalah bagi skuad The Blues adalah inkonsistensi performa. Hal itu setidaknya terlihat dalam enam laga terakhir. Pasca dikalahkan Arsenal 2-1, Chelsea mampu bangkit dengan mengalahkan Tottenham Hotspur di ajang Carabao Cup dan membungkam Sheffield Wednesday tiga gol tanpa balas di ajang Piala FA.
Namun performa mereka kembali anjlok kala bertemu tim papan bawah Liga Inggris, Bournemouth. Chelsea bahkan harus kalah 0-4 di kandang lawan.
Setelah itu, secercah harapan kembali tampak karena mereka mampu menang 5-0 dari Huddersfield Town sebelum akhirnya dibungkam Manchester City 0-6.
Pemain sayap Chelsea, Pedro, buka suara soal inkonsistensi timnya itu. Menurut dia, strategi yang diterapkan Sarri tak selalu mudah diterapkan di lapangan.
Pressing ketat dan pergerakan cepat yang diminta Sarri membutuhkan kondisi fisik pemain yang sangat bugar di setiap laga. Namun dengan jadwal ketat yang dimiliki Chelsea karena berlaga di empat kompetisi sekaligus hal itu sangat sulit untuk dilakukan.
Masalah Sarri ini sebenarnya sama seperti yang dihadapi oleh Jurgen Klopp di musim pertamanya menangani Liverpool. Tak memiliki kedalaman skuad yang baik, Klopp akhirnya gagal pada dua final, Piala Liga dan Liga Europa, karena skuadnya kehabisan tenaga di akhir musim. Liverpool pun akhirnya hanya duduk di posisi kedelapan klasemen Liga Inggris musim itu.
Sarri harus belajar banyak dari kegagalan Klopp tersebut. Dia harus membuat skala prioritas di kompetisi mana saja dia harus meraih trofi musim ini. Dengan begitu, dia bisa mempertaruhkan semua pemain terbaiknya di ajang itu.
Jika membidik peluang bermain di Liga Champions musim depan, maka Chelsea punya dua kesempatan. Di Liga Inggris, meski kini hanya menduduki posisi keenam, mereka masih memiliki peluang untuk merebut setidaknya posisi ketiga atau keempat pada akhir musim nanti.
Peluang untuk meraih tiket Liga Champions dari ajang Liga Europa juga masih terbuka lebar. Bersama Arsenal serta Sevilla, Chelsea merupakan tim yang patut difavoritkan menjuarai kompetisi kasta kedua Eropa tersebut.
Karena itu, laga kontra Malmo pada dini hari nanti akan menjadi salah satu jawaban penting dari bagaimana Sarri bisa mengelola timnya. Jika memprioritaskan Liga Europa, Chelsea harus tampil dengan kekuatan terbaiknya untuk meraih kemenangan dan melupakan laga Piala FA kontra Manchester United.
Apalagi yang mereka hadapi kali ini adalah Malmo yang secara kasta di kancah Eropa berbeda jauh dari mereka. Namun Chelsea tak boleh meremehkan tim asal Swedia tersebut.
Malmo memiliki persiapan yang sangat panjang untuk laga ini. Dengan belum bergulirnya Liga Swedia, mereka praktis hanya berkonsentrasi pada Liga Europa saat ini.
Performa anak asuh Uwe Rosler itu juga cukup mengejutkan. Malmo dua kali mengalahkan tim kuat Turki, Besiktas, pada babak penyisihan Grup I.
Mereka juga tak pernah kalah pada tiga laga kandang terakhir di Liga Europa dengan satu kemenangan dan dua kali imbang.